Halaman:Ksatrya.pdf/46

Halaman ini belum diuji baca

SAUDARA.

SAUDARA" adalah perkataan jang setiap hari didengungkan, baik dengan lisan maupun dengan tulisan, bahkan supaja lebih tegas dan dalam maka diperkuatkan dengan perkataan keluarga". Memang tepatlah, karena rasa Saudara, dan lebih landjut rasa keluarga itu memang sendi jang harus lebih dulu diper- hatikan, kalau beberapa orang ingin hidup bersama2. Hidup bersama jang tiada rasa-saudara diantara tenaga pasti remuk. Saudara = seperti sedarah.

Adanja kata saudara, karena ada orang2 lebih dari satu, jang masing2 butuh perhubungan, butuh tjampur dan selandjutnja, satu butuh ini dan lainnja butuh itu, karena merasa tidak punja. Tetapi supaja sama ichlasnja memberi, pentinglah jang satu harus kenal dulu pada jang lain.

Kenal-baik-buruknja, kenal tjatjatnja, kenal tabi'atnja, pendek kata kenal isi hatinja dengan dada terbuka. Oleh sebab itu rasa saudara tidak bisa sekali gus terdapat, kalau masih ragu2, belum gulet, belum luluh, belum tunggal sama sekali.

Barulah tingkatan lebih tinggi boleh di-indjak, jaitu tingkatan keluarga", karena keluarga ialah kawula" dan warga". Kawula = Hamba. Warga Teman atau anggota. Djadi keluarga adalah orang2-lebih dari satu- jang sudah mau menghamba antara satu dan lain, sebagai temannja, djadi tidak sebagai budaknja. Selaku kawula maka orang2 itu sama. Kawula" harus mengerti benar, ia tidak bisa lebih tinggi lagi dari Gusti", oleh sebab itu tidak perlu kawula dalam lapang keluarga angkuh.

Pendawa-Lima ialah para Ksatrya jang sudah gem- blengan, itulah jang dalam galibnja sudah boleh disebut keluarga. Darmakusuma selalu mau menghamba pula kepada Bima-Ardjuna-Nakula-Sadewa, selaku saudara- sedarah.



50