Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 01.pdf/13

Halaman ini tervalidasi

Pengemis'tua tersebut ketika mendengar cjerita Ho Ho, menghela napas. Dia menggeleng-gelengkan kepalanja perlahan sekali, tampaknja dia bisa merasakan kesedihan hatibotjah tersebut.

„Mungkin djuga kau jang nakal, Ho Ho— — — —biar bagaimana kaw harus pulang kerumahmu lagi, karena tidak ada orang tua jang ingin mentjelakai anaknja! Kalau memang kau membawa sikap jang baik, tentu ajahmu tidak akan memukuli— — —.” kata si penge-mis tua ini mentjoba untuk memberikan na-sehatnja.

Tetapi ketika Ho Ho mendengar perkatasi pengemis tua ini, ia menggelengkan kepalanja dengan tjepat dan mukanjapun berubah mendjadi merah padam.

„Tidak !” katanja ketus. „Lopek tidak mengetahui keadaan jang sebenarnja! Ajahku terlalu djahat, sedjak ibu kandungku mati, maka ajah telah menikah lagi dengan peremt- puan djahat ! Tbu tirika itulah jang telah me- niebabkan ajah selalu menjiksa diriku, karena ajah terlalu tunduk kepada ibu tiriku jang masih muda itu! Ibu tiriku selalu memberikan pengaduan jang bukan-bukan dan mendjelek-djelekkan diriku, sehingga hampir setiap hari aku dihadjar dengan bengis sekali oleh ajah! Padahal— —aku — — telah berusaha untuk berke-

L.M.Arwah-I.

13