Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 04.pdf/14

Halaman ini telah diuji baca

terbunuh didalam Piebu ini, tidak ada ganggu gugat dibelakang hari — —!" Tjongkak sekali Thay Lay Siansu waktu dia mengutjap. kan perkataan itu, dia menganggap peladjar jang mengaku bernama Siangkoan Djie itu djeri terhadap dirinja.

Siangkoan Djie tersenjum tenang, dia djuga telah menganggukkan kepalanja.

..Hak-seng mengerti — — !" katanja dengan sabar. „Dan Djuga Hak-seng memang sudah memikirkan akibat kalau memang Hak-seng mengambil bagian didalam Piebu ini — — tetapi tidak apalah — — mungkin djuga Hak-seng sudah ditakdirkan untuk binasa ditangan Siansu— —” Dan setelah berkata begitu, Siangkoan Djie tertawa gelak-gelak.

Mendengar perkataan Siangkoan Djie jang seperti djuga menjindir dirinja, dengan sendirinja Thay Lay Siansu jang sedang dilumuri oleh rasa bangga pada hatinja, djadi gusar sekali.

„Mari madju — —!” tantang Thay Lay Siansu dengan suara jang njaring sekali, galak dan bengis, mengandung hawa pembunuhan. „Aku tentu tidak akan mengetje. wakan kau, karena Pin-tjeng (aku) tidak ingin nanti dikatakan setelah memperoleh kemenangan tidak mau melajani lagi botjah-

botjah seperti kalian — — —.”

14

L.M.Arwah 4.