Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 04.pdf/17

Halaman ini telah diuji baca

Siangkoan Djie haaja mengawasi dengan tenang, sedikitpun tidak terlihat perasaan djeri pada diri peladjar tersebut.

Thay Lay Siansu telah madju satu langkah kedepan. lalu dengan mengeluarkan suara teriakan satu kali, tangan kirinja telah melajang menghantam dada Siangkoan Djie, tepat pada bagian ulu hatinja.

Namun Siangkoan Djie mengetahui bahwa serangan pembukaan dari Hweeshio tersebut adalah serangan tipu belaka, sedikitpun dia tidak bergeming, hanja mengawasi kepalan tangan pendeta ini jang meluntjur dengan tjepat kearah dadanja.

Semua djago-djago jang berkumpul dibawah Luithay djadi tegang dengan sendi- rinja, karena mereka melibat bahwa Siang koan Djie tidak berusaha mengelakkan se rangan pendeta itu, djago-djago dibawah luithay itu takut-takut kalau-kalau sampai dada Siangkoan Djie kena tergedor oleh kepalan tangan pendeta itu, tentu akan ter- binasa disitu djuga dengan dada jang remuk- Mereka semuanja menahan napas dalam ketegangan jang sangat.

Tetapi Siangkoan Djie bukannja ma nusia jang lemah, dia djuga bukannja se orang tolol jang mau begitu sadja mene rima serangan aari pendeta tersebut dengan memasang dadanja tanpa perhitungan sa ma sekali. Hanja sadja, karena dia me mang mengetahui bahwa serangan pembu

kaan dari Hweeshio itu adalah serangan

L.M.Arwah - 4.

17