Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 08.pdf/6

Halaman ini telah diuji baca

jang kerjil-kerjil mereka membutuhkan aku, karena kalau sampai Siauw Enghiong (oen-ozkar muda membunuhku, siapa jang akan memberi mereka makan?!”

Suara orang tua itu djadi gemetar keras sekali, dia telah menangis sesenggukan dan dalam keadaan beriutut itu dia mengangguk-anggukan kepalanya berulang kali, sampai keningnja mengenai batu-batu djalanan. —

Ho Ho djadi heran sekali.

„Bangun lopeh — — meneapa kau berlutut begini? Axu tigak bermaksud djelek terhaaap lopeh — – aku bukan orang djahat, aku habis ingin menanjakan sesuatu kepada lopeh — —" kata Ho Ho agak gugup dan bingung melihat lagak orang tua tersebut jang ketakutan setengah mati.

Orang tua itu masih terus menganguk – anggukkaan kepalanja dengan ketakutan.

„Ampun Siauw Exghiong — — Lohu tidak mengstahui apa-apa — — — ampun Sicuw Enghiong — -- djanganlah kau membunuh aku, kalau memang kau mau mengambil barang barangku — — ambillah!!”

dan setclah berkata begitu, sambil menangis ketakutan, orang tua itu merogohi sakunja, mengeluarkan seluruh isi sakunja.

Ho Ho djadi heran berbareng geli di dalam hatinja, karena dia melihat sikap si kakek ini ketakutan tidak keruan tanpa beralaskan sama sekali.

6

L.M.Arwah-8.