Halaman:Mahabhiniskramana.pdf/19

Halaman ini tervalidasi

— 11 —

inget sama sekalih. Itoe koetsier Tjanna memang ia jang anter kakandakoe bikin itoe perdjaianan. Ia taoe segala apa jang telah kadjadian. Tjobalah, Sari, soeroe satoe dajang panggil padanja, aken mengadep disini sekarang djoega.

Sari menjembah, laloe menghamperi satoe dajang jang lagi asik membersihken poehoen kembang.

Sari : — Pergilah kaoe tjari pada Tjanna, dan kasih taoe jang Toean Poetri minta ia dateng mengadep sekarang djoega.

Itoe dajang menjembah dan lantes berlaloe.

Sari (pada Yashodhara): — Patik rasa Tjanna ada orang satoe-satoenja jang bisa taoe resia hatinja Poetra-makota.

Yashodhara : — Itoe belon tentoe, Sari, sebab djikaloe padakoe sendiri ia tida maoe bitjara teroes-terang, akoe rasa pada Tjanna poen begitoe djoega. Tapi baroesan kaliatan ia moelai hendak petjahken sedikit ; ia moelai bitjara de­ngen goenaken pelambang tentang boenga roos jang lajoe dan rontok, jang dibandingken dengan penghidoepan manoesia jang tida kekel.

Sari : —Toeankoe, patik ada denger djoega sedikit oetjapannja poetra makota jang patik rasa ada aneh sekalih ; ia roepanja pikirin dan koeatirin sanget pada kamatian, jang membikin manoesia tertjerei dari kasenangan doenia. Ja, patik tida heran djikaloe poetra makota begitoe tjinta pada penghidoepan doenia, sebab djarang ada manoesia menampak nasif begitoe baek, begitoe beroentoeng, segala apa jang di-inginken lantes sedia, dengen didampingin oleh satoe istri jang begitoe tjantik, tida ada kadoeanja dalem doenia, serta mempoenjai ajah jang be­gitoe menjinta, hamba-hamba jang setia, dan baroe sadja beroleh saorang poetra jang begitoe manis. Ja, memang pantes djikaloe orang