Halaman:Mahabhiniskramana.pdf/23

Halaman ini tervalidasi

— 15 —

poenja bakal djoengdjoengan. Tetapi dengen sakoenjoeng-koenjoeng dari tepi djalanan ada melintas saorang pengemis toea jang soedah boeta serta bongkok. Hamba brentiken itoe kreta soepaja itoe orang toea tida terlindes, dan Poetra-makota mengawasi padanja dengen penoeh perhatian, dan tanja machloek apa adanja itoe. Koetika patik memberi katerangan jang itoe ada manoesia, ia kaliatan merasa sanget heran, apa sebabnja begitoe berbeda dengen laen-laen manoesia jang biasa tertampak satiap hari. Ja, toeankoe Poetri, lantaran selaloe ber­diam lama dalem astana dan hidoep di antara orang-orang moeda dan tjantik, Poetra-makota mendjadi tida ketaoei bahoea pada manoesia selaloe ada terdjadi perobahan jang membikin badannja bongkok, koelitnja penoeh kisoet, ramboetnja poetih, giginja ompong dan matanja lamoer atawa boeta. Koetika patik memberi katerangan bahoea sasoeatoe manoesia, kapan hidoep sampe tjoekoep toea, aken djadi begitoe, kaliatan Poetra-makota berpikir keras, dan lantes sadja memberi titah aken balik ka astana.

Yashodhara (mengelah napas): — Oh, sekarang akoe mengarti, kenapa tadi ia begitoe ketarik koetika memandang boenga-boenga jang lajoe.

Tjanna : — Ja, demikianlah ka'ada'annja, toean­ koe. Tetapi patik pikir, itoe rasa terharoe soe­dah timboel dari lantaran Poetra-makota tida biasa hadepken segala perobahan dan gontjangan doenia, maka patik mengandjoerin aken ia kaloear djalan-djalan lagi dengen menjamar, soepaja bisa meliat penghidoepan rahajat dan perdjalanannja manoesia dari deket, tentang ma­na Sri Baginda Radja poen telah menjataken moefakatnja. Begitoelah dengan berpakean se-