Halaman:Mahabhiniskramana.pdf/35

Halaman ini tervalidasi

— 27 —

aken akoe singkirken dari pada jang laen-laen. Tapi akoe moesti tinggalken kaoe, sebab dengen toeloeng ini doenia, kaoe poen aken toeroet tertoeloeng djoega. Maka itoe, oh istrikoe ! poetrakoe! ajahkoe ! dan (poeter badannja)sekalian rahajatkoe ! kaoe samoea moesti toeroet tanggoeng boeat samentara waktoe kasedihan jang timboel dari ini pemisahan, soepaja tjahaja terang bisa lekas pantjarken sinarnja, dan samoea machloek berdjiwa dapet mengenal Dharma. Hatikoe soedah tetep aken berangkat sekarang djoega, dan tida nanti balik kombali sampe apa jang ditjari soedah terdapet, djikaloe kiranja dengen bekerdja keras orang poenja maksoed bisa berhatsil !

Prins Siddhartha sekarang bertindak menghampiri ka depan pembaringan, tinggal berdiri bengong mengawasi istri dan poetranja. Dengen perlahan ia berloetoet, tjioem kakinja itoe poetri, komoedian tjendorongken badannja boeat mengawasi lagi sekalih itoe paras jang tjantik dan iapoenja poetra jang beräda dalem pelokan dari iboenja. Beberapa kalih ia, londjorin tangan seperti maoe angkat itoe baji aken ditjioem, tetapi ini niatan saban-saban ia batalken, dan laloe goleng-goleng kepala seperti membantah pada itoe kainginan. Komoedian ia berdiri diam sambil rangkep kadoea tangannja, seperti orang lagi bersoedjoet di hadepan satoe tempat soetji. Achirnja ia bertindak aken menjingkir. Tapi baroe berdjalan beberapa langka, ia merandek, balik kombali aken mengawasi poelah pada itoe anak dan istri. Dalem pertjoba'an jang kadoea ia bisa bertindak lebih djaoe sampe pada itoe trali jang memisahken itoe pembaringan dengen tempat tidoernja dajang-dajang. Disini ia merandek dan balik badannja.

Siddhartha (mengelah napas): — Ah, boeat selama-lamanja akoe tida nanti rebahken dirikoe disitoe lagi ! Ja, apa boleh boeat — kapentingan doenia, kaselametannja samoea manoesia, ada lebih berharga dari-pada kasenangankoe sendiri.

Tapi disitoe ia merandek. Kakinja seperti tida koeat bertindak lebih djaoe. Achirnja ia balik ka djoeroesan pembaringan, mengawasi lagi sekalih pada paras istri dan poetranja.