PEMBANGUNAN TIDAK MENGHENDAKI PUNAHNYA ADAT DAN BUDAYA SUATU DAERAH
i dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dengan jelas dikatakan
bahwa pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adi! dan makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara Kesatuan Republik Indonesia, yang merdeka, berdaulat, dan bersatu, dalam suasana kehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis. Sedang mengenai hakekat pembangunan nasional dikatakan merupakan Pem- bangunan Manusia Indonesia seutuhnya.
Ditegaskan pula oleh Garis-garis besar Haluan Negara bahwa salah satu asas pembangunan nasional adalah ases usaha bersama dan kekeluargaan dengan pengertian bahwa pembangunan merupakan hasil usaha bersama dari bangsa dan seluruh rakyat yang dilakukan secara gotong royong dan dijiwai oleh semangat kekeluargaan.
Memperhatikan pokok pikiran itu, maka suatu musyawarah di mana pemuka-pemuka masyarakat secara bersama dan secara sadar berusaha menemukan dan merumuskan pemikiran serta langkah- langkah guna meningkatkan peranannya dalam program pembangunan, tidak disangsikan lagi merupakan suatu peristiwa penting.
Secara jujur dapat dikatakan bahwa Musyawarah Besar Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau ini akan mampu menentu- kan jalannya pembangunan di Daerah ini. Di samping itu bukanlah hasil-hasil pembangunan itu sendiri sekarang dan kelak adalah untuk anak kemenakan dan cucu-cucu kita sendiri ? Jadi bukanuntuk orang lain. Karena itulah kami yang saat ini dipercayai untuk pembinaan gerak pembangunan daerah ini, sangatlah menarvh perhatian bagi suksesnya Musyawarah ini. Sukses atau gagalnya Musyawarah diukur dari efeknya terhadap pembangunan. Sejarah telah mencatat, LKAAM ikut serta nyata menumpas ORLA dan dalam waktu sekarang LKAAM dapat mampu berperan sebagai alat pengisi kemerdekaan melalui pembangunan.
Telah menjadi pengetahuan kita bersama bahwa Sumatera Barat sebagai satu propinsi dalam wilayah negara Republik Indonesia, dalam pengertian kebudayaan disebut sebagai Minangkabau dengan masya- rakatnya mempunyai ciri dan karakteristik gendiri, yang terjamin hidupnya dalam ke-bhinekaan bangsa Indonesia. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara sekali lagi dikatakan bahwa pembinaan dan pemeliharaan Kebudayaan Nasional merupakan salah satu pemba- ngunan. Terlingkup di dalamnya menggali dan memupuk Kebudayaan Daerah sebagai unsur-unsur penting yang memperkaya dan memberi corak kepada kebudayaan Nasional. Hal ini akan lebih jelas lagi kalau proyek Indonesia Indah di Jakarta sudah selesai.
- ) Saripati kate sambutan Drs. Harun Zain, Gubernur KDH Sumatera Barat,
pada upacara pembukaan Musyawarah Besar LKAAM ke III di Payakumbuh butan Nopember 1974,