Halaman:Massa actie.pdf/38

Halaman ini tervalidasi

-34-

Dijka pertentangan kelas jang sebenarnja menjeroepai satoe djoe-rang jang ta’ dapat ditimboeni, jang dinegeri-negeri Barat dan Djepoen menimboelkan sosialisme, anarchisme dan bolsjewisme, di Indonesia djoe-rang itoe diperdalam lagi oleh pertentangan bangsa: Belanda kontra In-donesia. Pertentangan ini, meskipoen boekan satoe pokok sebab jang terpenting tetapi moengkin sekali dapat memantjing beberapa perang kemerdekaan. „Pertentangan” Belanda kapitalis dengan boeroeh Indo-nesia, itoeiah nisbah sosial kita jang berbeda dengan dinegeri-negeri lain. Pertentangan ini lahir dalam bentoek jang setadjam-tadjamnja, boekan sadja disebabkan oleh ketiadaan kapital modern dari bangsa Indonesia, tetapi djoega oleh perbedaan agama, bangsa, bahasa, 'adat-istaadat antara pendjadjah dan siterdjadjah.

Dinegeri-negeri kapitalistis jang madjoe, pertentangan sosial terbagi atas doea kelas: kelas kacem kapitalis dengan para pengikoetnja dan kelas boeroeh . Kaoem kapitalis ialah jang mempoenjai tanah, paberik, kereta api, kapal dan bank, dan menambah kekajaan dalam keadaan biasa dengan djerih pajah kaoem boeroeh jang tidak dibajar, jang di-loekiskan oleh Marx „met de zijn kapitaal geaccumuleerde meerwaarde”. Kaoem boeroeh ialah mereka jang kepoenjaan dan tanahnja dirampas oleh kapitalis. Merekalah jang doeloenja tani dan pedagang ketjil, tetapi waktoe ini segala miliknja poenah sama sekali selain dari tenaga, badan dan njawa. Harga tenaga ini „toendoek” kepada toeroen naiknja harga dipasar tenaga. Kaoem kapitalis hidoep dari pemerasan dan kaoem boe-roeh dari oepah kerdjanja, Oepah ini disebabkan oleh „oendang-oendang besi” dari „tawar-menawar” dipasar tenaga, tidak dapat menoetoep harga kerdja jang dilakoekan (karena persaingan hebat dipasar tenaga dan ketjemasan akan mati kelaparan, terpaksa loeroeh itoe menerima oepah jang serendah -rendahnja.)

Soepaja dapat tetap mengadakan pemerasan atas kelas boeroeh jang djoemiahnja lebih besar, kelas kapitalis jang djoemlah ketjil, memper-goenakan „sendjata gaib” seperti sekolah, Geredja (Mesdjid) , dan soerat kabar, djoega perkakas kelas seperti Polisi, Tentera, Pendjara dan Joes-tisi. Parlemen, mesdjid, geredja, sekolah dan soerat- soerat kabar berdaja oepaja menidoerkan dan melemahkan hati boeroeh dengan pendidikan jang banjak mngandoeng ratjoen. Bila mereka tak dapat berlakoe seperti itoe, dipergoenakannjalah pendjara, polisi dan militer.

Persaingan ekonomi sesama kaoem kapitalis menjebabkan timboelnja kongsi. Mereka dapat melawan moesoeh -moesoehnja jang terpentjil. Kalau kongsi dalam persaingan „mati-matian” ta' dapat menakloekkan lawan-nja maka ia mentjoba mengadakan kompromi. Kedoea kongsi jang doe-loenja bermoosoehan, sekarang mendjadi satoe syndikat. Demikianlah da-pat mereka menaikkan harga barang-barangnja dengan sesoeka hatinja, jang meroegikan sipembeli (boeroeh dan tani miskin).

Dja.di syndikat itoe tergaboeng dari beberapa kongsi. Tetapi kongsi bekerdja mencercet tjara sendiri dan merdeka seperti biasa. Soepaja kekoeatannja bertambah besar dan dipoesatkan kesatoe pimpinan oen toek perdjceangan ekonomi maka dibentoek satoe „trust”. Djadi bila syndikat mempoenjai banjak ketoea dan trust seorang sadja, dan begitoe poeia tjaranja bekerdja, dapatlah satce trust lebih sempoerna mengoeasai pasar doenia dari pada satoe syndikat.