Halaman:Medan Bahasa 1950.pdf/21

Halaman ini telah diuji baca

Saja punya anak, Kau punya maksud , Dia punya orang tua, Kerbau punya susu, sapi punya nama.

11. Kata pengiring bilangan, yang menunjukkan bangsa atau bentuk, sekarang kerap kali dibuang saja; jadi : satu kuting, satu gunung, satu telur, satu pedang dsb.

Malahan kata satu itu biasanya dibuang sama sekali. jarang sekali sekarang kita dapati kata-kata seekor , sebuah, sebutir, sebidang, sebilah, seputuk, sebentuk dsb. Hanya helai dan lembar masih sering kedapatan. 12. Kata bersambungan yang salah bentuknya sejak dulu sampai sekarang masih terus dipakai . Misalnya : diberangkatkan, diberhentikan, keberuntungan, dibertanda jurutulis, pemberhentian dokar, tidak dimengerti , robah - berobahan dirobah ― jangan dirobah-robah. 13. Ada beberapa kata yang tidak tetap edjaannya. Misalnya : juang ――― joang , kukuh - kokoh, teruna terona, kulam ―― kolam, tulak ――― tolak, tulung - tolong.

Begitu pula: pertenun - petenun, pertani - petani , perdagang - pedagang, perdjoang . perdjuang 14. Kebanjakan pengarang tiada suka memakai kata: saja dan perempuan, diganti dengan kami dan wanita. Sebabnja ada jang mengatakan : saja - sahaja = budak belian. perempuan = jang diempukan - jang dibawah perintah. Hal itu sudah tiada patut lagi pada zaman sekarang .

15

}