Halaman:Medan Bahasa 1950.pdf/69

Halaman ini telah diuji baca

Awalan me.

Kata kerdja sebutan kalimat aktif, ada jang sudah biasa tiada memakai awalan (naik, tampil, terbang), tetapi pada umumnja perlu memakai awalan me (memihak, membuktikan, mengendarai). Dalam surat kabar zaman sekarang, terutama pada kepala berita, lazimlah awalan me itu dibuangkan sadja: se- perti: C.P.P sokong rajat Indonesia. Pemerintah dapat atasi kesulitan Republik harus buktikan.

Adat membuang me itu rupanja sudah mendjadi kebi- asaan umum. Biarpun bersalahan dengan tata bahasa, betapa rasa²-nja sudah tidak boleh ditjegah lagi. Zaman beralih, tahun beredar! Kalau hal itu memang telah mendjadi ke- hendak umum, apa boleh buat, kita tetapkan djuga, harus dimasukkan dalam kitab tata bahasa.

Aturan kalimat asing.

Orang Indonesia, jang murni bahasanja, mengatakan: 1. Toko, tempat saja membeli tjita itu, semalam kebakaran, 2. Kota Menado, tempat Pangeran Diponegara mula² di- asingkan, banjak penduduknja asal dari Djawa. 3. Orang tahanan itu dipulangkan kenegeri asalnja ma- sing-masing. 4. Ditjaharinja orang lawan berunding dahulu. 5. Ia menemui pegawai kantor, jang diserahi surat permo- honannja. 6.Ia memilih sebuah gedung, jang sekarang diduduki tentara 7. Dalam pidato Presiden, antaranja dikabarkan perdjoang- angan belum selesai. Zaman sekarang kalimat itu kerap kali berubah. 1. Toko, dimana saja beli tjita 2. Kota Menado, kemana P, Diponegara 3. Orang itu dikirimkan pulang kenegeri dimana ia berasal