Halaman:Menggali Hukum Tanah dan Hukum Waris.pdf/133

Halaman ini tervalidasi

“Dan pada alam bumi jang luas ini, penuh dengan ajat2 Tuhan bagi kaum jang mempunjai kejakinan. Demikian djuga pada diri setiap manusia, kenapa tidak mendjadi perhatian dan pemikiran menurut mestinja”.

 Ajat2 Tuhan jang ada dialam seperti dinjatakan dalam beberapa firman Tuhan itu dapat dilihat dalam pepatah dan petitih Minangkabaw. jang antara lain berbunji:

  “Sakali aie gadang, sakali tapian barubah,
  Sakali tahun bakisa, sakali rausim baralieh,
  Adat dipakai baru, kain dipakai usang,
  Gabak dihulu tando kahudjan, tjewang dilangik
    tando kapaneh.
  Pulai bapangkek natek, manusia bapangkek turun”.

 Pandangan hidup Adat Minangkabau demiktan luas dan madjunja, jang sifatnja dinamis bukan statis, idiil dan strakturil sesuai dengan adjaran Agama Islam, terbukti sewaktu Agama Islam masuk ke Minangkabau, para pemangku Adat chususnja, umumnja rakjat Minangkabau dapat menerima adjaran Agama Islam dengan se-baik2nja, sehingga dalam tempo jang pendek adjaran Agama Islam dapat menempati hati seluruh rakjat dan selandjutnja mempengaruhi pola kehidupan masjarakat Minangkabau. Integrasi Adat dan Agama Islam di Minangkabau adalah suatu integrasi jang sangat mengagumkan jang terdjadi disuatu daerah jang djauh letaknja dari kelahiran pembawa Agama itu, jaitu Nabi Muhammad saw., kira2 sembilan abad setelah Nabi Besar itu lahir.

 Demikian integrasi Adat dan Agama Islam di Minangkabau, dapat disaksikan sampai sekarang ini, ia saling bahu-membahu membendung dan mengalahkan pengaruh Agama dan kebudajaan asing jang mentjoba masuk ke Minangkabau ini. Hai ini dapat kita rasakan semendjak masuknja Agama Islam, pendjadjah Belanda, Militerisme Djecpang, dan terachir ini semasa Orde Lama berkuasa, paham Komunis Atheis dipaksakan untuk ditumbuhkan, namun semuanja musnah, tidak dapat melandjutkan hidupnja, dan tidak bisa berurat tunggang dalam djiwa masjarakat Minang. Maha benar Allah swr. jang telah berfirman dalam Ouran surat Ibrahim ajat 24 dan 25 jang bermakna :

“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa adjaran Agama Islam sebagai "Kalimatun-Thajhibah”, ia adalah ibarat pohon kaju jang sehat dan subur. berurat tunggang jang dalam ke-bumi dan mempunjai dahan, ranting dan daun jang rimbun

119