Halaman:Menggali Hukum Tanah dan Hukum Waris.pdf/249

Halaman ini tervalidasi
  1. Harta pusako tinggi tetap diwariskan menurut sepandjang adat sedangkan harta pentjaharian diwariskar: menurut Faraidh.
  2. Perselisihan mengenai waris dalam hubungan harta pentjaharian supaja diadili oleh Pengadilan Agama jang keputusannja langsung dikuatkan untuk dipaksakar, pelaksanaannja dengan fiat executie dari Pengadilan Negeri. Untuk ini kita harapkan bantuan Hakim Agung Bustanul Arifin S.H. Sedangkan perselisihan mengenai waris harta pusako tinggi diadili oleh Pengadilan Negeri.
  3. Memanfaatkan sebaik2nja Kerapatan Adat Nagari seperti termaksud dalam Peraturan Gubernur Sumatera Barat tentang Pemerintahan Nagari, mengenai seksi Adat dan seksi Agama dibidang peradilan untuk mendamaikan pihak2jang bersengketa.
  4. Harta pusako (jang umum disebut harto pusako tinggi) jang sudah ada sekarang tetap dibiarkan, dalam arti tidak diberi kemungkinan lagi untuk adanja pusako randah. sebab ini berlarut lagi mendjadi pusako tinggi.

Dan achirnja kalau ada perbedaan pendapat antara saja pembanding dengan pemrasaran dan dengan pembanding" lainnja maka rasanja perbedaan ini telah berdjalan menurut sepandjang Adat.


  "Balaie biduek nak urang Tiku,
  Tampak nan dari Sitindjau lauik,
  Basilang kaju dalam tungku,
  Disinan api mangko hiduik”.


Kok lai faham ka saukua, lar samo mangana ka nan elok, tjito lai samo kanan baick. ditjari rundieng wan saijo, baijo-ijo djo adiek, batido-tido djo kakak, dibulekkan aie kapambulueh, dibulekkan kato djo mutakat, buruek dibuang djo etongan, elok diambiek djo mufakat, nak hak tali pilin tigo, Tungku nak tiga sadjarangan, apo-apo nan dinjiat tantu sampai, asa sasuai laie batin. tibo tuah dek sakato, tumbueh tjilaku dek basilang.