Halaman:Menggali Hukum Tanah dan Hukum Waris.pdf/34

Halaman ini tervalidasi

masih ada penduduknja jang membanggakan bahwa nenek-mojangnja berasal dari Pagar Rujung. Beberapa radja-radja di Sumatera Timur mengaku bahwa nenck-mojangnja adalah anak radja-radja Minangkabau. Di Batu Bersurat, Huruf Arab Melaju pada Makam radja-radja Berunai, dituliskan bahwa genta Keradjaan Berunai dibawa oleh nenek-mojang dari Minangkabau Pulau Andalas.

Jang djadi pokok dari Adat ini ialah mengambil bangsa dan keturunan dari ibu (Matrilinial), dan berkembang serta kokoh, sebab Agama Islam memberikan sokongannja jang terbesar dalam memelihara Adat itu.

Pengaruh Agama Islam itu dapat kita lihat pada susunan Keradjaannja, semasa negerinja beradja. Dalam susunan Nagari-nagari dan gelar-gelar pusaka. Terdapat pula dalam Hukum dan Undang jang terpakai.

Keadaan orang Minangkabau sebelum islam hanja sedikit bertemu dalam sedjarah-sedjarah tertulis. Satu kali bertemu dalam kitab Sedjarah Melayu karangan Tun Sri Lanang, Jaitu ketika Sri Tri Buana (Radja Tiga Negeri) meninggalkan Palembang menudju Pulau Bintan, singgah di Minangkabau menangkap ular jang bernama si Kati Muna jang sangat sakti. Karena keberaniannja menangkap ular itu, orang Minangkabau mengangkatnja mendjadi Radja.

Kemudian tersebut pula penjerangan Raden Widjaja dari Singosari kebumi Melayu, sampai ke Minangkabau. Kemudian tersebut Radja Hindu Minangkabau jaitu Aditiawarman.

Bekas-bekas pengaruh Hindu atau Agama Budha jang dianut di Minangkabau sebelum Islam, selain dari batu-batu bersurat tidaklah nampak di Minangkabau dizaman sekarang. Bukan sebagai pengaruh Hindu ditanah Djawa, jang meskipun orang telah resmi memeluk Islam, namun tjeritera wajang dan dewa-dewa lebih nampak tertondjol dalam pandangan hidup sehari-hari. Di Minangkabau setelah Agama Islam musuk, pengaruhnja kian lama kian mendalam dan aktif, sehingga kalau kita menjelidiki Adat Istiadat Minangkabau, atau Kebudajaan Minangkabau, kita akan melihat betapa usaha-usaha orang Minangkabau agar agamanja mempengaruhi adatnja.

Bukti-bukti I.

Radja Minangkabau jang mula terkenal memeluk Agama Islam disebut gelarnja Jang Dipertuan Alif, atau Maharadja Alif. Sekitar tahun 1600.

Memilih huraf Alif mendjadi nama, besar artinja tentang pengaruh tashawwuf pada masa itu dalam istana Minang. Alif adalah panggilan ampa djadi pepatah ”Mengadji dari Alif, berbilang dari Esa”.