Halaman:Menjelang Alam Pancasila.pdf/109

Halaman ini tervalidasi

Semar dan Togog itu. Naja artinja Pemerintahan dan ginggung artinja gontjang. Djadi Najaginggung dapat ditafsirkan ahli memerintah dalam keadaan jang gontjang. Selandjutnja Sabda artinja utjapan orang besar dan palon berati bagaikan palu. Djadi Sabda-palon berarti: Utjapan orang besar jang berpengaruh. Pun disitu dikatakan bahwa dua djiwa besar diatas sesudahnja zaman Madjapahit tidak lagi mentjampuri masjarakat di Djawa dan sekitarnja artinja tidak lagi membimbingnja, hal mana jalah disebabkan karena mereka tiada menotjoki aliran² jang datang di Djawa dan sekitarnja pada waktu itu. Tetapi sebelum dua djiwa besar ini meninggalkan masjarakat di Djawa dan sekitarnja mereka meninggalkan utjapan bahwa mereka akan kembali lagi membimbing masjarakat di Djawa dan sekitarnja pada waktu jang telah ditentukan. Disitulah datang pembalasan kedua-dua djiwa besar ini terhadap pengrusak masjarakat di Djawa dan sekitarnja jang tertipu sehingga tidak lagi mau mengikuti djedjak dua djiwa besar pada waktu itu. Pun dikatakan djuga bahwa datangnja dua djiwa besar itu kembali jalah sebagai tanda akan datangnja agama „buda-budi”.

 Selainnja ramalan Seh Bakir perlu djuga diperhatikan, buku „Darmogendul” karangan pudjangga Ronggowarsito dalam menjesuaikan pandangan diatas dengan kenjataan, hal mana harus memerlukan hati jang djudjur.

Dari alam ramalan kita kembali kealam kenjataan !
Sekarang siapapula pemimpin² besar „bangsa Indonesia” ?
Siapapula pembimbing djiwa bangsa Indonesia ?
Siapapula penggembleng bangsa Indonesia dalam memusnahkan
pendjadjahan lahir-batin dari bangsa lain ?
Siapapula jang memproklamirkan Kemerdekaan bangsa Indonesia dengan memberi pegangan hidup, jang ditemukan kembali, kepada bangsa Indonesia ?

  Oleh 70 djuta bangsa Indonesia, pertanjaan² diatas tentu didjawab :

108