Halaman:Menjelang Alam Pancasila.pdf/52

Halaman ini tervalidasi

 Sebagai djawaban atas pertanjaan ini baiklah kita mengambil tjontoh seorang machluk jang sudah sampai umur. Orang ini sebelum sampai pada adjalnja, tentu sangat berhati-hati serta berpengharapan supaja dapat menemui adjalnja didalam rumahnja sendiri. Artinja sebagai manusia jang utama ia berusaha untuk tidak meninggal-dunia ditengah-tengah djalan. Lain daripada itu aipun sudah memfikir²-kan, kepada siapa warisannja akan diserahkan.

 Begitu djuga Wortelras ke 5 jang sesungguhnja dipimpin oleh bangsa Jahudi dan bangsa² Barat lainnja. Mungkin mereka sudah merasa dalam hati ketjilnja bahwa mereka, setelah berhasil mengelilingi dunia dengan menuangkan segala ketjakapannja serta berkahnja diseluruh dunia, akan meresa lebih puas menemui tenggelamnja sebagai Wortelras ke 5 ditanah airnja masing² dari pada tenggelam ditengah-tengah perdjalanan. Sekarang djuga sudah dapat dilihat bahwa mereka, karena desakan keadaan, sedikit demi sedikit mulai meninggalkan tanah djadjahannja dengan menelorkan susunan pemerintahan jang bertjorak commonweelth, dominion, rijksverband, Unie truthtyship dan sebagainja.

 Melihat perputaran keadaan² didunia selama „Wortelras” kelima ini berkuasa maka teranglah bahwa atas ketjerdasan otaknja, „Wortelras” ini dapatlah mentjiptakan dan menjiarkan wedjangan² para Nabinja dalam beberapa kitab. Pengertian mereka tentang Ketuhanan dapatlah mereka peladjarkan kepada sesama hidupnja dengan djelas setjara membentuk beberapa agama dimana orang diandjurkan untuk bersembahjang kehadapan Tuhan Jang Maha Esa. Pada detik ini djuga manusia di seluruh dunia sudah mengerti akan Tuhan Jang Maha Esa seperti djuga „orang dewasa” jang mulai mengerti akan orang tuanja, artinja mengerti bahwa orang² jang tererat hubungannja dengan dia serta jang mendjamin kebutuhannja dari ketjil mula itu adalah orang tuanja.

 Tetapi agaknja Ketuhanan mereka itu barulah dalam alam fikiran sadja terbukti bahwa segala tindakannja masih selalu me-

51