Halaman:Menjelang Alam Pancasila.pdf/53

Halaman ini tervalidasi

njimpang dari peladjaran² Nabi²nja jang mereka kupas, mereka tulis dan mereka siarkan sendiri. Oleh karena itulah maka sampai detik ini, meskipun sudah terdesak oleh keadaan, mereka dalam hati ketjilnja sebetulnja tidak mau memberi kemerdekaan kepada sesama hidupnja jang lemah keadaannja. Bagaimanapun djuga, „wortelras kelima” ini akan tetap dalam keadaan demikian karena memang belum lengkaplah alat² dalam tubuhnja untuk berbakti kepada Tuhan Jang Maha Esa setjara njata. Mereka tidak akan dapat mengalirkan Ketuhanannja dari alam otak kealam kalbu, alam budi, alam rasa, alam suksma, alam Mahligai dan achirnja kealam „Jang Maha Esa” atau „Ingsun”. Bukan merekalah jang dapat bertindak demikian melainkan „wortelras” keenam atau ketudjulah nanti. Djadi terang djugalah bahwa mereka akan tenggelam seperti „wortelras” kesatu, kedua, ketiga, dan keempat dahulu. Tentang hal ini memang sudah mereka tulis sendiri dalam kitab-kitabnja bahwa „manusia” akan mengalami chiamat. Oleh karena penulis dan peramalnja itu adalah wortelras kelima sendiri maka sudah tentulah bahwa jang mereka sebut „manusia” itu adalah „wortelras kelima” sadja. Tanda-tanda tentang hal ini dapat kita lihat segala sebutan jang mengandung pengertian „achir. Mitsalnja :

  1. Nabi Mohammad adalah nabi jang „terachir” atau penutup,
  2. Ramalannja Sang Djojobojo adalah ramalan jang „terachir”,
  3. Ronggowarsito adalah pudjangga jang „terachir”,
  4. dan sebagainja.

 Tentang kepastian akan kemusnahan mereka sudahlah dapat dibajangkan. Kemadjuan mereka memang sudah memuntjak sehingga segala hasil kemadjuannja hanjalah dipergunakan untuk menghantjurkan manusia mitsalnja atoom, hidrogen dan lain sebagainja jang sangat berbahaja bagi kemanusiaan. Bangsa Jahudi kini pun sudah mentjapai tjita-tjitanja untuk bertempat tinggal dan

52