Halaman:Menjelang Alam Pancasila.pdf/66

Halaman ini tervalidasi

 Masih perlu djuga kita meluaskan pandangan kita kebelakang. Bagaimana djedjak langkah diplomaat ulung Indonesia jang pernah memegang peranan dalam Pemerintahan Republik Indonesia ? Beliau, jaitu Sutan Sjahrir, dengan tjita²-nja „Asiatic Relation” dan kemudian tjita² akan timbulnja „de derde macht” atau „kekuasaan ketiga” di sampingnja blok Amerika dan blok Sovjet serta jang mendjauhkan diri dari segala permusuhan didunia-, sadar atau tidak-, djuga telah menerima bisikan dalam hati ketjilnja akan kebangkitan „wortelras” jang baru itu.

 Djuga mereka jg. telah menetapkan tgl. 20 Mei mendjadi „Hari Kebaktian” semangat kebangsaan bangsa Indonesia setjara modern, berarti djuga menjambut kebangkitan „wortelras” keenam itu.

 Setelah melihat tanda² akan kelahiran „wortelras” baru ini maka selandjutnja kita perlu mendjawab pertanjaan² sebagai berikut :

    "Disebut-sebut djugakah bangsa Asia Timur-Selatan atau „kulit berwarna” dalam sedjarah perdjoangan Nabi Nuh dahulu?”
    „Adakah suatu keterangan dalam kitab² apapun djuga bahwa bangsa Asia Timur-Selatan ini pun keturunannja Sem, Cham dan Jafet dahulu ?”

 Andai kata pertanjaan² diatas didjawab „tidak”, maka berartilah bahwa bangsa Asia Timur-Selatan adalah suatu bangsa jang baru, muda atau keturunan berbagai-bagai bangsa jang lebih tua umurnja dari padanja. Berhubung dengan itu maka perlu sekalilah kita memperhatikan seruan² sebagai berikut :

    „Sadarlah bangsa² jang tertindas !”
    „Pertahankanlah kedamaianmu !”

65