Halaman:Menjelang Alam Pancasila.pdf/72

Halaman ini tervalidasi

 Apa boleh buat ! Orang jang tiada mempunjai pegangan bathin jang luas masuk djuga kedalam perangkap² ini untuk mengikuti djedjak mereka jang memasang perangkapnja. Memang tidak mudahlah orang mendapatkan pegangan jang luas. Sebab, siapapun jang ingin mendapatkan pegangan ini haruslah suka dan sementara pertjaja akan pandangan jang bersifat metaphysisch, sekedar untuk mentjegah segala perangkap. „Sakabehing kahanan donja kang mobah mosik iku mawa tulis”, atau „segala gerak-gerik didunia ini dapatlah dibatja”. Demikianlah sembojan orang jang berpandangan metaphysisch. Ja, satu di antara seribu orang sadja pada waktu itu jang dapat memiliki pegangan tersebut. Artinja, sebagian besar, orang dapat diombang-ambingkan oleh bermatjam-ragam aliran. Setelah merasakan tindasan Djepang maka bangsa Indonesia lambat laun dapat mengerti bahwa kedua-dua perangkap itu memang ada. Tetapi nasi sudah mendjadi bubur. Didalam bangsa Indonesia menjaksikan siksaan² jang dilakukan oleh tentara Djepang sedang dari luar bangsa Indonesia mendengar berita tentang berkobarnja perang dunia ke 2 jang makin menghebat. Propaganda Djepang mendengung-dengung dengan mengabuhi mata bangsa Indonesia bahwa musuhnja seolah-olah telah mendjadi seketjil kutu. Pandangan rakjat terhadap nasibnja setiap hari bertambah kabur. Tiap² pembrontakan bangsa Indonesia melawan kekuasaan Djepang selalu dapat ditekan oleh Djepang dengan kedjam sehingga timbullah ratusan korban difihak bangsa Indonesia. Mitsalnja, pembrontakan² di Blitar, Singaparna, Indramaju dan lain-lainnja.

71