Halaman:Menjelang Alam Pancasila.pdf/74

Halaman ini tervalidasi

 Dalam suasana jang serba mengerikan itu, sekonjong-konjong bangsa Indonesia mendengar berita jang mendengung diangkasa bahwa pada tanggal 8 dan 12 Agustus 1945 pulau Hirosjima dan Nagasaki dibom atoom oleh Angkatan Udara Amerika Serikat. Tidak lama kemudian maka selesailah perang dunia ke 2 dengan kemenangan fihak bangsa² jang telah mentjiptakan „PIAGAM PERDAMAIAN” itu.

 Tibalah suatu saat didunia dimana bangsa Indonesia mendapat kesempatan untuk memulaikan revolusi nasional jang telah diidam-idamkan. Tetapi perlu diingat bahwa sebelum saat tersebut tiba Bung Karno telah menanam dasar² dalam dada bangsa Indonesia dengan maksud supaja dapat mendjadi pegangan bangsa Indonesia dalam mendjalankan revolusi dan dalam kemerdekaannja nanti. Adapun tjara menanamnja dasar² tersebut jalah sebagai berikut :

 Pada waktu masjarakat Indonesia masih dibawah kekuasaan balatentara Djepang jang sangat kedjam maka Bung Karno, sekarang Presiden Negara Repulik Indonesia jang pertama, mulailah melepaskan isi hatinja sebagai pendjelmaan dari pada angan-angannja dengan perantaraan pidato. Pidato beliau ini jalah diutjapkan pada tanggal 1 Djuni 1945 dalam sidang pertama dari pada „BADAN PENJELIDIK USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN” jang diketahui oleh Dr. Radjiman, sidang mana barulah membitjarakan „DASAR NEGARA KITA” jang masih didalam tjita-tjita Ja, tetap pada waktu memuntjaknja penderitaan bangsa Indonesia karena kekedjaman Djepang, serta tepat pada waktu memuntjaknja ketjintaan bangsa Indonesia terhadap KEMERDEKAAN itu maka terlepaslah dari tubuh seorang putera Indonesia jang berdjiwa besar dan berpandangan luas, suatu dasar NEGARA JANG MASIH DIDALAM TJITA-TJITA tersebut. Dasar ini oleh Bung Karno diutjapkan begitu sadja dalam pidatonja jang sangat pandjang lebar serta berisikan pengetahuan tinggi dan perhitungan politis-psychologis jang matang dengan mengandung sindiran² pedas terhadap

73