Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/111

Halaman ini tervalidasi

Di doesoen Isnik.

109


sedeng tidoer seneng dalem roemanja, soeda bangoen mendoesin dengen gemeter, setelah meliat soldadoe-soldadoe dateng di doesoennja dengen kelengkepan sebagi orang maoe berprang. Ia pegang ia poenja kalpak (karpoes dari boeloe kambing). dan hampirken satoe officier moeda jang berdjalan di djalan besar dari Isnik, seraya berkata:
 ,,O, effendi, apakah dosanja kita orang, maka kau dateng di sini dengen bawa snapan dan meriam, sebagi djoega di ini tempat ada semboeni kawanan penjamoen? Apa kita orang tiada bajar padjek? Apa kita orang soeda hinaken orang Moslim? Demi Allah, ampoeninlah djiwa kita orang dan ingetlah kita orang sekedar ada satoe rahajat jang miskin serta sengsara."
 ,,Senangkanlah, hati kau, bairaktar jang baek boedi," menjaoet itoe officier moeda jang boekan laen orang, hanja sobat kita Mohamed Ali bei. ,,Kita orang dateng disini boekan akan ganggoe pada kau dan kau poenja orang-orang, malahan kita orang maoe melindoengken angkau sekalian dari tangannja orang Albanie dari pegoenoengan, dari tangannja pendoedoek di Prilip dan dari tangannja barisan bashi bozouk jang maoe boenoe semoea orang Masehi di ini tempat. Prentalah rahajat kau semoea aken tinggal di dalem roemanja masing-masing, tiada saorang boleh pergi ka sawa. Brangkali kawan peroesoehan soeda brangkat aken menjerang ini doesoen. Dengen pelor dan dengen bajonet kita orang nanti oesir