Bibit pembrontakan moelain toemboe.
253
Akoe soeda pergi ka Stamboel, akoe soeda
adjar kenal pada Sultan, pada Sheik el islam
dan laen-laen orang besar. Akoe soeda toeroet
angkatan prang dari Soleiman pacha dan akoe
soeda menjaksiken begimana berdera Toerki
soeda diroeboeken oleh tentara Rus. Akoe
taoe, sekarang karadjaän Toerki ampir sampe
adjalnja aken roeboe, dan orang-orang Skipi
moesti lepasken dirinja dari kekwasaän Sultan
di Stamboel, djikaloe kita orang tiada maoe toeroet sama-sama djato di toebir naraka, sebagi
kaoem karadjaän Osmanli jang dikoetoek. Arnautiik moesti djadi merdika !"
„Merdika? merdika?" begitoelah Mahmoud Lipouri bei celangken perkataan tetamoenja dan tinggal toendoek kapalanja, sebagi djoega orang niemikirken satoe perkara jang amat penting.
—„Bener, merdika ! Kita orang djoega moesti djadi merdika seperti orang Bulgaar, seperti orang Servie, Roemenie dan Griek jang tiada maoe taloek lebi lama di bawa pamerentaannja kaoem Osmanli dan telah bisa menjampeken djoega maksoednja tiada dengen terlaloe soesa. Ja, merdika, dengen tiada oesa seraken harta banda dann djiwa kita orang aken membela satoe perkara jang tiada bergoena. Kita orang masi tinggal orang Moslim jang setia, sebab agama kita orang tiada sekali bergantoeng pada Sultan Toerki dan pada pachapacha di Stamboel, jang semoea ada toeroenan penjamoen-penjamoen dan toeroenan bangsa kafir,