Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/276

Halaman ini tervalidasi

274

Kenalan lama.

mati sebagi andjing gila dan gigit itoe bangsat jang soeda adjar saja aken berboeat berbagi-bagi kedjahatan, dengen diantjem segala roepa, djika saja tiada toeroet ia poenja maoe.”

Mohamed Ali pacha, dengerlah sekarang apa jang si bangsat Chefket maoe kasi nasehat: sekarang baek toean poelang ka dalem benteng, djangan harep aken bisa berdami sama kapala-kapala orang Albanie. Siapken satoe angkatan prang besar dan doedoeken segala kota, djalanan dan goenoeng-goenoeng di ini tempat. Djika orang Skipi sasoenggoenja maoe menaloek pada toean, lebi doeloe toean moesti minta iaorang seraken ia poenja Sheik el Islam, imam Reschid, moesoe besar dari karadja'an Toerki.

„O, itoe orang doerhaka!” treak Mohamed Ali pacha dengen swara gemeter, sebab mara. „Njatalah sekarang ia ada tjampoer dalem perkara hoeroe hara di Albanie.”

—„Ia sendiri jang soeda sebar bibit peroesoehan di antara orang-orang Skipi, toean pacha. Sekarang ia doedoek dalem satoe perhimpoenan jang diboeka oleh segala bei, agha dan kapitan, jang lagi berempoek aken melawan pada Baginda Sultan dan nanti boenoe pada toean, seandenja toean dateng di tempatnja marika itoe. Maka djoega saja dateng kasi nasehat: baeklah sekarang toean lantes balik ka benteng dan koempoel barisan jang tegoe aken bersedia. Djikaloe kau pergi ka tempatnja kapala-kapala orang Skipi,