Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/37

Halaman ini tervalidasi

Merdika

35


ketjil jang banjak lingkoengannja dan bertjabang-tjabang pada laen djalanan. Julius moelain merasa lela, samentara Franz Kreiler dan itoe doea matroos soeda djadi semingkin deket di blakangnja. Lagi bebrapa tindak Sadja nistjaja Julius ditangkep oleh itoe algodjo-algodjo.
 Dengen mendadak Julius dapet liat satoe roema besar dan tinggi ditjat poeti, pintoenja djoega besar. Ini gedong ada roema djaga dari pamerenta Toerki. Bebrapa snapan ada terdiri di tembok, doea soldadoe djaga ada djalan moendar-mandir dan satoe sergeant jang tinggi besar sedeng doedoek isep pipa. Julius masoek di ini roema djaga, ia lepas dirinja berloetoet di hadepan itoe sergeant dan sambil merangkep kadoea tangan ia minta dilindgengken, soepaja tiada djato di tangannja djoeroemoedi jang mengedjer dari biakang.
 Maski itoe sergeant tiada mengarti bahasa Duits jang Julius oetjapken dan Julius sendiri tiada bisa bitjara bahasa Toerki, toch ini sergeant bisa mengarti, tentoe Julius minta toeloengan, sebab maoe ditangkep. Ia pikir aken membri toeloengan, brangkali dengen ingetan aken boedjoek pada Julius masoek agama Islam, soepaja kamoedian boleh djadi Jaskar pada karadja'an Toerki. Sambil tersenjoem, ini sergeant pegang djidatnja Julius dan soeroe ini anak doedoek di satoe bangkoe. Satoe soldadoe diprenta ambil satoe glas aer, aken kasi minoem pada ini anak. Sedeng Julius lagi minoem aer jang dikasi padanija,