Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/85

Halaman ini tervalidasi

Doea Sobat.

83



 „Begitoelah nanti kadjadian djoega," menjaoet Soleiman jang selaloe soeka toeroet adjaran pamannja.
 Imam Reschid kaloear dari pekarangan roemanja, di-ikoet oleh Soleiman, ia liwat di kebon, di lapangan roempoet, masoek dalem oetan dan djalan satoe djalanan ketjil, jang banjak tikoengannja, leroes ka poentjak satoe boekit jang tinggi. Di ini Poentjak, di bawa poehoen djati jang besar, ada doedoek bebrapa orang Albanie dari pegoenoengan, moekanja item, matanja djeli, aer moekania keren, semoea pake pakean bagoes serta lengkep dengen sendjata, sebagi maoe kaloear prang. Iaorang pake fustaneie poeti, badjoe laken dan soetra mera, biroe dan idjo, sedeng pistool dan snapannja, begitoepoen pedang pedang dan goloknja ada berkilat di sinar matahari. Semoea koedanja ditjangtjang di oawa poehoen dan disertaken pakean bagoes.
 Setelah imam Reschid dateng menghampirken, jtoe semoea orang Albanie menjataken girang hati dan membri hormat.
 ,,Allah membri berkah pada kau sekalian, anakoe, demikianlah imam Reschid moelain bitjara Sambil tersenjoem.
 ,,Allah membri berkahnja pada kau imam jang moelia," menjaoet Arsad bei, saorang jang paling toea dan saorang bangsawan di antara orang-orang Albanie jang berkoempoel di sitoe.
 Imam Reschid bales membri salam dengen memandang ka koeliling dan doedoek di tenga dari