Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/86

Halaman ini tervalidasi

84   Doea sobat.



kawanan orang orang Albanie, di atas satoe permadani jang sengadja disedia boeat tempat ia doedoek. Soleiman bei doedoek di sebla pamannja. Sambil batja doa, imam Raschid oeroet djenggotnja dan meliat ka atas, kamoedian ia memandang pada Arsad bei jang soeda maoe moelain boeka sidang bitjara.
 „Begimana, anak?" menanja itoe imam sasoedanja diam sabentar.
 „Kita orang soeda bérsiap dan pengikoet pengikoet kita orang poen soeda bersedia" menjaoet Arsad bei sambil oesap kapala. „Tjoema tinggal toenggoe prenta sadja dan sariboe laskar prangnanti mengoenoes sendjatanja, baek boeat menerdjang pada orang kafir, baek aken boenoe bangsa sendiri jang tiada tinggal setia pada titanja Nabi atawa djoega aken melawan pada Sultan, djika ini Radja brani banta firma Allah dan titanja Kor'an.
 „Kita orang ada satoe hati dengen Arsad bei," kata sekalian orang Albanie jang berkoempoel di sitoe. „Ini negri Arnautlik selamanja ada tempat kadoedoekan jang bersi dari kaoem Islam dan semoea rahajatnja nanti toeroet madjoeken agama jang soetji, djika kau soeka doaken pada kita orang."
 „Baek, anak-anak," menjaoet imam Reschid jang djadi sanget girang, tapi ia tiada kasi kentara apa jang ia pikir. „Akoe menjaksiken kau orang soeda ambil djalan jang paling baek dan soeka boeang dara serta njawa kau boeat perkara jang soetji.