Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/110

Halaman ini telah diuji baca

Bhuju Makkung berada disebut sebagai desa Dhili Anyar (air mengalir ditempat yang baru).

Beberapa waktu kemudian, Bhuju Bendo datang ke desa dimana adiknya Bhuju Makkung berada. Bhuju Bendo lantas menceritakan kondisi memprihatinkan yang terjadi di tempatnya berada. Mendengar cerita kakaknya, Bhuju Makkung lantas menceritakan kisah yang baru saja dialaminya bersama Bhuju Ahmad. Bhuju Makkung lantas menyarankan Bhuju Bendo untuk melakukan sama seperti apa yang dia lakukan, yaitu memanjatkan doa dan membuat garis dari Ghili Anyar menuju tempat Bhuju Bendo berada. Saran ini lantas diikuti kakaknya.

Setelah berdoa, ia lantas menarik garis menuju rumahnya. Sama seperti yang dilakukan Bhuju Makkung, keanehan terjadi. Garis itu membentuk parit dan lantas dialiri air. Sayangnya air yang mengalir di dalam parit itu tidak terlalu lancar dan deras. Karena kurang puas dengan aliran air itu, diujung air itu mengalir, Bhuju Bendo lantas menancapkan tongkatnya berkali-kali dan juga mencabutnya berkali-kali dengan tujuan untuk membuat lobang penampungan. Secara ajaib, lobang itu malah memancarkan sumber air sehingga air yang ada di tempat Bhuju Bendo menjadi semakin banyak Kelak, daerah tempat Bhuju Bendo berada diberi nama Desa Ghili Barat (Air mengalir ke sebelah barat). Secara administratif, ketiga Desa Ghili tersebut berada dalam wilayah Kecamatan Kamal.

94