Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/117

Halaman ini telah diuji baca

memberikan laporan tetang perkembangan pengajian Lesap. Tidak hanya itu, Kompeni Belanja juga melakukan tindakan preventif dengan cara menempatkan satu regu tentara untuk berjaga di tempat tersebut Mereka beralasan penempatan regu itu adalah untuk menjaga pintu masuk Madura Barat sebelah timur dari serangan yang bisa saja muncul dari timur, padahal sebenarnya regu itu bertujuan untuk memantau, menahan Lesap dan melenyapkannya kapan saja dibutuhkan.

Orang-orang dalam istana yang setia pada Lesap mulai kasak-kusuk tentang perlakuan yang aneh terhadap Lesap ini. Kadang ketika Ke Lesap sedang berbicara santai dengan para santrinya, para santri menggodanya bahwa Ke Lesap saat itu ibarat berada dalam penjara yang dijaga secara ketat Beberapa di antara mereka bahkan mengingatkan Ke Lesap untuk berhati-hati pada santri-santrinya karena di antara para santri tersebut disinyalir terdapat mata-mata dari Pangeran Cakraningrat V dan Kompeni.

Perihal Ke lesap diawasi dan dijaga secara ketat oleh kompeni Belanda di timur kota Madura Barat atau tepatnya di daerah sekitar pintu masuk sebelah timur wilayah Madura Barat, menyebar dengan cepat Cerita-cerita tentang Lesap yang begini dan begitu, dan tentang Lesap yang dijaga karena ini dan karena itu beredar secara luar. Kasak-kusuk tentang Lesap ini ternyata membawa dampak positif pada Lesap. Kasak-kusuk ini ternyata menaikkan pamor Lesap. Adapun tempat Lesap mengajar ngaji yang dijaga ketat ini kelak akan diberi nama sebagai Desa Pejagan, yaitu desa tempat Ke Lesap e jaga(dijaga) secara ketat.

Semakin lama, kondisi Madura Barat semakin tidak kondusif. Lesap merasa bingung kenapa dirinya harus diperlakukan seperti itu. Hingga suatu ketika, terbongkarlah kedok dari mata-mata Pangeran Cakraningrat V. Lesap dan beberapa orang yang setia padanya menanyai alasan mengapa dirinya dimata-matai. Dari mulut orang itu terkuak berita bahwa Lesap di mata Pangeran Cakraningrat V dianggap berbahaya karena memiliki potensi untuk makar dan merebut tahta Madura Barat dari calon pemiliknya yang sah yaitu anak dari Pangeran Cakraningrat V dari permaisurinya.

101