Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/126

Halaman ini telah diuji baca

Melihat kondisi desa tersebut yang terpencil dan terisolasi, mereka sepakat untuk menjadikan desa tersebut sebagai tempat persembunyian sementara. Mereka pun memilih tinggal di pinggir desa dekat hutan. Kepada masyarakat yang ada di situ, mereka mengaku berasal dari Sampang dan mendapatkan wangsit untuk melakukan pertapaan di sekitar tempat itu. Kemampuan keempat penasehat tersebut yang lihai dalam berkomunikasi dan menyamar, membuat warga desa tidak curiga bahwa mereka adalah empat orang buronan Raja.

Selama beberapa waktu lamanya, mereka menjadikan siang untuk mencari makan dengan menyamar dan malam untuk beristirahat atau bersemedi. Seorang dari mereka berpura-pura menjadi pedagang sekaligus pertapa. Seorang lagi menyamar menjadi seorang pengembala kambing yang juga bertapa. Dua orang sisanya memilih menjadi pandai besi. Dua pandai besi ini memiliki spesialisasi sebagai pembuat kapak. Dari kapak kecil hingga yang terbesar pun sanggup mereka buat dengan baik.

Beberapa minggu kemudian, para prajurit pengejar telah sampai di pintu masuk desa tempat keempat penasehat Raja berada. Para prajurit itu telah menjumpai kabar tentang adanya kuda-kuda kerajaan yang ditunggangi keempat penasehat di pintu masuk Geger sehingga mereka memfokuskan pencarian mereka di daerah itu. Beberapa kali mereka berputar-putar, dari desa ke desa, dari kampung ke kampung, tapi keempatnya tidak terlihat Mereka seakan-akan lenyap ditelan bumi. Telah mereka coba segala cara untuk menemukan keberadaan mereka, mulai dari bertanya kepada para penduduk hingga mengiming-imingi masyarakat dengan uang, tetapi masyarakat yang memang tidak tahu dimana keempatnya berada tentu saja tidak dapat memberikan informasi apa-apa.

Di pintu masuk desa, mereka menjadi bimbang apakah akan melanjutkan perjalanan ataukah tidak. Mereka melihat, desa yang akan dimasuki adalah desa yang tertingggal, terpencil yang rakyatnya miskin. Pasukan pencari inipun terbelah pendiriannya apakah akan melanjutkan pencarian ataukah kembali ke Kotaraja. Sebagian besar dari mereka merasa tidak mungkin keempat penasehat Raja itu akan

110