Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/13

Halaman ini telah diuji baca

ditampilkan dalam buku ini karena dianggap terlalu kontemporer.

Dari cerita-cerita rakyat yang ada di Kabupaten Bangkalan, terdapat beberapa fakta unik yang bisa dikenali sebagai penanda dari cerita rakyat Masyarakat Bangkalan. Pertama dijumpai fakta bahwa terdapat dua cerita rakyat yang melibatkan karakter perempuan Madura yang kuat. Adapun karakter ini adalah Bendoro Gung dan Dewi Retnadi. Keduanya secara fisik digambarkan sebagai seorang Putri yang cantik dan bersifat baik, dan uniknya, keduanya juga mengalami masalah yang sama yaitu hamil secara gaib. Dari dua perempuan ini, kemudian lahirlah pemuda-pemuda pemimpin daerah Bangkalan yang memiliki kecakapan yang tinggi (Pangeran Segoro dari Bendoro Gung, dan Jokotole dari Dewi Saini). Dua figur perempuan ini sangat dihormati oleh orang Madura dan dianggap sebagai pemimpin. Orang Bangkalan juga mengenal figur Syarifah Ambami dan Nyi Peri Tunjung Wulan. Keagungan Syarifah Ambami tidak terbantahkan. Adapun Nyi Peri Tunjung Wulan, digambarkan sebagai seorang bidadari, yang kecantikannya luar biasa dan mampu melakukan banyak hal yang sukar dinalar. Nyi Peri ini juga mampu membuat seorang yang hebat seperti Arya Menak sang Pengendara Bulus raksasa patah hati dan bersumpah untuk tidak memakan nasi selamanya.

Fakta yang kedua adalah tentang jejak cerita rakyat Pangeran Trunojoyo. Pangeran Trunojoyo dianggap sebagai pahlawan Madura yang berani melawan Belanda. Meskipun terkenal, sepertinya jejak langkah Pangeran Trunojoyo tidak begitu terlihat di Bangkalan. Ini mungkin disebabkan karena pada saat Pangeran Trunojoyo melakukan kampanye melawan Belanda, Bangkalan dan Sampang adalah daerah