Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/132

Halaman ini telah diuji baca

Beberapa puluh menit berlalu, mondung tersebut telah sampai di sebuah tempat yang menurutnya cukup aman dari kejaran ikan raksasa. Tempat itu tidak begitu jauh dari Klampis tepatnya di desa Tolbuk. Balipoh diturunkan di tempat itu. Kelak tempat penurunan Balipoh imi dikenal sebagai Tanjung Mondung/Modung. Sebagai ucapan terimakasih Balipoh pada si mondung, Balipoh lantas bersumpah, kelak ia dan anak keturunannya tidak akan memakan mondung dan sejenisnya, dan jika ada yang melanggar, anak keturunannya akan diserang oleh berbagai macam penyakit.

Ikan itu menyambut gembira sumpah Balipoh dan kemudian memberikan selamat karena telah berhasil melewati dua puluh satu hari tirakatnya dengan selamat. Ikan itu juga memberi nasihat kepada Balipoh, untuk selalu mengamalkan ilmunya dan berbuat baik kepada sesamanya dimanapun ia berada.

Setelah diturunkan di Tanjung Mondung, Balipoh lantas bergegas menuju rumahnya di Jrujuh Bajangan yang merupakan pemberian dari mertuanya. Ia kemudian makin rajin membantu sesama di tempat tersebut. Namanya semakin terkenal dan banyak orang yang datang kepadanya sekedar untuk melakukan silaturahmi atau meminta saran. Satu hal yang menjadi ciri khas Balipoh adalah salam. Jika tamunya lupa memberi salam ketika berkunjung, Balipoh pasti tidak akan mau menerimanya. Terkadang, tanpa sang tamu menceritakan apa yang diinginkannya, Balipoh langsung bisa menebak keinginan tamu-tamunya tersebut.

Selain karena kemampuannya membantu banyak orang yang membutuhkan, Balipoh juga terkenal karena tingkahnya yang unik. Beberapa tingkah yang sering membuat orang jadi tambah penasaran adalah hobinya memancing. Hobi mancingnya ini tidak dilaksanakan di laut atau sungai tetapi di langgarnya yang tidak ada air. Anehnya, entah dari mana, selalu saja ia dapat ikan setiap kali melakukan kegiatan mancing yang unik tersebut.

Balipoh juga pernah di undang ke Pulau Bawean untuk menghadiri suatu acara. Satu-satunya transportasi yang digunakan saat itu ialah dengan menggunakan perahu yang perjalanannya bisa memakan waktu satu hari satu malam. Balipoh tidak mau ikut perahu

116