Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/156

Halaman ini telah diuji baca

menerkam sapi kesayangannya Kenapa ia juga tidak menerkam dirinya. Ia merasakan bahwa istighfar dan doanya telah menyelamatkan hidupnya. lapun bersyukur dan semakin rajin beribadah kepada Allah. Pelajaran berharga yang telah dipetiknya, semua orang pasti akan menghadapi sakaratul maut. Namun tidak semua orang sukses menghadapinya.

Mengetahui bahwa tempat itu tidak aman, Kiai Serembang lantas memilih untuk meninggalkan tempat itu. Di sebuah tempat yang dianggapnya aman, ia pun lalu berhenti. Tempat itu adalah sisa dari pohon kayu jati yang sudah mati yang batangnya besar, dan dikelilingi oleh tumbuhan merambat dan sedikit ditumbuhi lumut kerak Kiai Serembang menganggap bahwa sang harimau tidak akan mungkin dapat menangkap dirinya mengingat tempatnya itu adalah tempat yang tingggi dan sukar dijangkau. Di tempat itu, Kiai Serembang lantas bertawassul, membaca do'a dan mulai memejamkan matanya.

Belum beberapa lama ia memulai aktivitas ibadahnya, ia mendengar ada suara seseorang yang mengucapkan salam padanya. Kiai Serembang lantas membuka matanya dan menjawab salam tersebut Ia menjadi terkejut melihat siapa yang telah mengucapkan salam. Orang itu adalah sesosok laki-laki yang lebih muda darinya, berpakaian serba putih dan memegang tasbih. Laki-laki tersebut tidak lain adalah adiknya sendiri yaitu Kiai Sirojuddin atau yang lebih dikenal dengan nama Kiai Rembah. Ia heran dan bertanya pada adiknya kenapa ia bisa berada di tempat itu. Angin apakah gerangan yang membawanya ke tempat tirakatnya.

Adiknya berkata bahwa ia bosan berada di rumah dan ingin menjadi musafir seperti kakaknya. Ia ingin melihat-lihat ciptaan Allah di dunia luar sekaligus memujinya dengan pujian yang baik Ia biarkan kakinya melangkah dan tanpa sengaja ia sampai di tempat itu. Pastilah itu bukan kesengajaan. Pastilah Allah yang mengatur, kata adiknya.

Kiai Serembang lantas mempersilahkan adiknya untuk duduk di dekatnya. Keduanya lantas hanyut dalam tirakat Situasi begitu damai, dan semuanya makhluk menyebut nama Allah. ltulah yang ditangkap oleh mereka berdua saat mereka bertirakat.

140