MORTÉKA DÂRI MADHURÂ:
CERITA RAKYAT GUNUNG GEGER DAN ASAL-USUL KATA MADURA
Konon pada zaman dahulu, berdiri sebuah kerajaan di kaki Gunung Semeru yang dikenal sebagai Kerajaan Medang Kamulan. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang baik yang bemama Sang Hyang Tunggal. Keraton Kerajaan Medang Kamulan dikenal sebagai Keraton Giling Wesi, dan karenanya Sang Hyang Tunggal juga dikenal sebagai Prabu Giling Wesi. Di bawah pemerintahan Raja yang arif dan bijaksana ini, Medang Kamulan menjadi sebuah kerajaan yang makmur dan sentosa.
Sang Hyang Tunggal hidup bersama permaisuri serta putri-putrinya yang cantik Salah satu putri baginda raja yang terkenal karena kebaikan, kecantikan serta cahaya dari tubuhnya adalah Putri Tanjung Sekar yang bergelar Raden Ayu Ratna Doro Gung atau Bendoro Gung.
Kecantikan Bendoro Gung terkenalluas di masyarakat bahkan ke kerajaan-kerajaan tetangga. Karenanya, banyak raja dan pangeran dari negeri tetangga datang untuk melamar. Sayangnya, Bendoro Gung menolak semua lamaran tersebut dengan halus dengan alasan tidak merasa cocok dan belum mendapat petunjuk dari Yang Mahakuasa.
Bendoro Gung memiliki kegemaran bermain-main di taman sekitar istana kerajaan Ditemani para abdi istana kerajaan dan pengawalnya, Bendoro Gung dapat seharian bermain bunga dan menganyam dedaunan di tempat tersebut Suatu ketika, Bendoro Gung merasa sangat mengantuk dan tertidur di ayunan yang ada di taman.
1