Para dayang dan pengawal tidak berani membangunkan sang Putri. Sang Putri pun tertidur pulas. Dalam tidumya, ia bermimpi melihat mortéka (bintang timur) yang begitu indah di angkasa. Putri merasa aneh dengan mortéka tersebut karena ketika diamati, mortéka itu terasa makin mendekat padanya. Semakin lama semakin mendekat hingga akhimya mortéka itu tepat berada di depan wajahnya Secara tak terduga, mortéka itu masuk ke tubuh sang Putri melalui mulutnya. Putri pun merasa ketakutan dan berteriak dengan keras yang menyebabkan ia terbangun dari tidurnya.
Sang Putri pun bergegas meninggalkan taman yang indah itu untuk kembali ke istana karena takut untuk mengingat mimpinya Abdi istana dan pengawalnya dengan terheran-heran mengikuti langkahnya yang terburu-buru menuju istana. Di dalam kamarnya, sang Putri termenung mengingat-ingat dan mencoba menebak-nebak apa gerangan makna dari mimpinya tersebut.
Seiring dengan berjalannya waktu, sang Putri mulai melupakan mimpinya. Ia kembali lagi menjalankan kegemarannya bermain-main di taman istana Hingga suatu ketika ia merasa pusing dan muntah-muntah hebat lantas jatuh pingsan
Pengawal dan abdi istana membawa sang Putri ke istana Sang Raja bergegas dengan cemas memanggil tabib istana Tabib pun datang dan mulai memeriksa kondisi sang Putri dengan hati-hati. Setelah beberapa saat memeriksa kondisi sang Putri, dengan perasaan antara gembira dan takut, sang Tabib setengah berbisik memberitahukan kepada sang Raja bahwa sang Putri sekarang sedang berbadan dua Sang Tabib gembira karena Raja akan memiliki cucu, namun juga merasa takut karena dengan hamilnya sang Putri yang tanpa suami, pastilah akan mencoreng nama baik sang Raja.
Raja menjadi murka dan hampir saja menampar sang Tabib jika saja sang Raja tidak ingat bahwa sang Tabib adalah abdi setianya yang secara turun-temurun telah menunjukkan jasa-jasanya kepada anggota kerajaan termasuk kepada raja terdahulu. Tapi Raja masih tidak percaya karena ia yakin, sang Putri tidak pernah kemana-mana termasuk juga bertemu dengan seorang pria. Meskipun demikian, ia juga ragu dan sangat terganggu dengan berita dari sang Tabib. Ia harus
2