mereka di hutan. Tindakan ini diambil sang Raja sebagai hukuman atas perbuatan sang Putri yang dianggap telah mencoreng nama baik sang Raja beserta kerajaan.
Dengan masygul, Patih Pranggulang melaksanakan perintah Sang Raja. Ia ditemani beberapa prajurit istana menghadap sang Putri untuk kemudian membawanya ke tengah hutan. Sesampainya di tengah hutan, Patih Pranggulang menceritakan perintah sang Raja. sang Putri hanya bisa pasrah, karena andaikata melawanpun tidak akan ada gunanya. Ia lantas bersimpuh untuk menerima nasib buruknya yang akan mati sebentar lagi. Sebelum Patih melakukan tugasnya, Putri berpesan bahwa jika pedang sang Patih sanggup melukainya, maka dapat dipastikan sang Putri bersalah. Namun jika pedang sang Patih tidak mampu menyentuhnya, itu berarti sang Putri tidak bersalah dan masih suci.
Mendengar ucapan sang Putri, bibir Patih Pranggulang bergetar dan air mata matanya berlinang. Sayangnya, ia tak bisa berbuat apa-apa karena titah raja adalah di atas segala-galanya. Ia pun menghunus pedang dan menebaskan pedas tersebut ke leher sang Putri. Terjadilah keajaiban. Tiga kali pedang itu ditebaskan ke leher sang Putri yang pasrah, tetapi tiga kali itu pula pedang tersebut terpental ke tanah.
Menghadapi kejadian aneh tersebut Patih Pranggulang termenung. Dia mengambil kesimpulan bahwa hamilnya sang Putri memang bukan kesalahanya melainkan karena ada hal-hal yang luar biasa. Saat termenung itulah, Patih Pranggulang tiba-tiba mendengar suara bayi secara gaib dari rahim sang Putri. Bayi itu meminta Patih Pranggulang untuk tidak usah lagi mengulangi perbuatannya. Sang Bayi mengatakan bahwa sang Patih telah melaksanakan titah rajanya dengan baik Tetapi Tuhan belum mengizinkan sang Bayi dan sang Putri untuk mati sekarang. Di akhir ucapannya, sang Bayi itu meminta tolong kepada Patih Pranggulang untuk dibuatkan rakit
Mendengar pinta dari suara ajaib itu, Patih Pranggulang bersama pengawalnya lantas menebang pohon di hutan dan membuat rakit. Setelah rakit siap, mereka membawa rakit itu ke tepi laut bersiap untuk berlayar. Sebelum berlayar, Patih Pranggulang berpesan, jika kelak ketika berlayar atau setelahnya sang Putri menjumpai masalah
4