Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/21

Halaman ini telah diuji baca

yang memaksanya terpisah jauh dari Pranggulang dan Putri butuh pertolangan, sang Putri cukup menjejakkan kakinya ke tanah tiga kali, seketika itu Pranggulang akan segera datang.

Selanjutnya, Patih Pranggulang mengganti pakaian kebesaranya sebagai patih dengan pakaian poleng (kain tenun kasar). lni dilakukan Pranggulang, karena ia sadar ia tak mungkin kembali menghadap raja. Sejak saat itu, Patih Pranggulang mengubah namanya menjadi Ki Paleng dan melakukan pengembaraan mengawal sang Putri bersama beberapa prajurit yang menemaninya.

Setelah persiapan dan bekal seperlunya dianggap cukup, sang Putri bersama Ki Paleng dan beberapa prajurit pengiring naik ke atas rakit. Sesaat kemudian Ki Poleng menendang rakit itu agar bergerak di air. Rakit tersebut berlayar menuju utara. Setelah sekian lama diombang-ambingkan ombak, sang Putri beserta rambangan terdampar di sebuah daratan kecil yang tersembul di permukaan laut tepat di bawah pahan "ploso" (semacam pahon jati). Daratan kecil inilah sekarang dikenal sebagai Gunung Geger terletak sekitar 40 km arah timur laut kota Madura Barat.

Ketika sang Putri mendarat di daratan tersebut, ia menjumpai bahwa daratan ini begitu unik Jika air laut pasang. maka daratan ini menjadi sempit sekali, akan tetapi jika air laut surut, maka area daratan akan bertambah luas. ltulah sebabnya daratan itu diberi nama "Lemah Daro" (tanah yang tak sesungguhnya) karena sering berubah luasnya. Konon, kata Lemah Daro ini oleh beberapa orang diangggap sebagai cikal bakal nama pulau Madura.

Di pulau yang tidak berpenghuni itu, sang Putri merasa kelaparan. Ki Poleng dan para prajurit tidak ada bersamanya karena mereka sedang melakukan pengamatan wilayah sekitar. Akibat rasa lapar yang melanda, sang Putri berjalan berkeliling untuk mencari makanan yang bisa mengenyangkan perutnya. Pulau itu begitu kering

tetapi juga lembab dan tumbuhan yang berbuah jarang dijumpai. Sang Putri berjalan dengan penuh harap hingga ia menjumpai sebuah tanah lapang yang di tengah tanah tersebut terdapat sebuah pohon randu yang di beberapa rantingnya terdapat sarang madu. Adanya pohon di tanah lapang yang dihuni lebah madu kanan juga dianggap menjadi

5