Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/25

Halaman ini telah diuji baca

Segoro pada waktu itu sedang berlatih kanuragan dengan pamannya Ki Poleng. Sang Patih hanya bertemu dengan Bendoro Gung.

Di depan Bendoro Gung, sang Patih menyampaikan maksud kedatangannya sebagai utusan dari Medang Kamulan yang membutuhkan pertolongan Raden Segoro. Patih Muda ini sepertinya tidak mengenali Bendoro Gung. Di hadapan para utusan, Bendoro Gung tidak menerima maupun tidak menolak, melainkan berkata akan memusyawarahkan hal tersebut dengan anaknya dan paman dari anaknya yaitu Ki Poleng. Setelah Ki Poleng dan Raden Segoro datang, mereka bermusyawarah dan sepakat menerima permintaan dari Raja Giling Wesi. Selain karena faktor kemanusiaan dan Medang Kamulan adalah kerajaan asal usul dari Bendoro Gung dan Ki Poleng, memberangkatkan Raden Segoro ke Medang Kamulan dapat digunakan sebagai sarana mengenalkan dunia luar.

Bendoro Gung mengizinkan putranya pergi. Namun sebelum Raden Segoro berangkat, Bendoro Gung membekali putranya dengan tombak Kiai Nenggolo dan meminta Ki Poleng untuk mendampingi Raden Segoro dengan cara malih rupa menjadi wujud yang tidak terlihat. Dengan wujud itu, hamya Raden Segoro sajalah selama perjalanan yang bisa melihat Ki Poleng.

Sesampainya di Medang Kamulan, Raden Segoro langsung beraksi. Yang pertama kali dilakukan adalah menyembuhkan orang- orang yang terkena wabah penyakit. Dengan ramuan yang ia racik sendiri dari tumbuhan yang ada di pulau Madura, ditambah dengan kesaktiannya, ia obati orang-orang yang sakit tersebut hingga mereka sembuh seperti sedia kala. Prajurit-prajurit yang semula sudah tidak mampu lagi mengangkat senjata, kini sudah kembali segar dan siap membela Medang Kamulan dari serangan tentara Cina. Obat-obatan mujarab yang dibawa Raden Segoro inilah yang menjadi cikal bakal kelak akan mashurnya ramuan dari pulau Madura.

Raden Segoro tidak berhenti hanya mengobati rakyat dan prajurit Medang Kamulan yang sakit saja. Dengan kesaktiannya, wabah penyakit yang ada di kerajaan tersebut ia balikan juga ke tentara Kerajaan Cina sehingga mereka bernasib sama seperti kondisi rakyat Medang Kamulan. Dengan adanya wabah ini di dalam tentara