Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/39

Halaman ini telah diuji baca

sebuah desain pusaka yang belum pernah ada sebelumnya yang sukar ditiru dan ketika digunakan dapat membuat efek getar pada musuh-musuh kerajaan, maka ia akan dijadikan sebagai penasihat militer kerajaan dan kepadanya diberikan emas dua karung besar.

Mendengar ini, banyak sekali ahli pusaka maupun sarjana kerajaan yang menghadap sang raja. Sayangnya, dari apa yang mereka usulkan tidak ada satu pun yang memuaskan hati sang raja. Kenyataan ini membuat sang raja menjadi gundah. Ia pun menjadi murung selama tiga hari, dan pada hari keempat, ia memutuskan untuk bertapa di sebuah gua yang ada di sebelah selatan pulau Jawa.

Dari hasil pertapaan itu, sang raja mendapatkan wangsit yang bersumberkan dari mimpinya. Wangsit itu mengatakan bahwa keinginan sang raja akan segera terkabul. Dalam mimpinya, sang raja bertemu dengan sesosok pertapa yang memberikan petunjuk bahwa di belahan bumi Jawa bagian timur, Sang Mahakuasa telah menjatuhkan sebuah batu masteka (mustika) dari alam gaib. Sebelum diturunkan ke dunia, batu ini semula berasal dari neraka, karenanya sangat panas serta berwarna merah menyala. Oleh Yang Mahakuasa, batu ini lantas dipindah ke swargaloka karena alasan yang tidak diketahui sehingga batu ini pun yang semula panas menyala berwarna merah, kemudian menjadi sejuk dan menghitam. Batu itu adalah bahan yang cocok untuk dijadikan sebagai pusaka mandraguna kata pertapa itu.

Sosok pertapa itu juga memberi pengetahuan pada sang raja bahwa orang yang mampu membuat pusaka dari mustika itu di dunia jumlahnya tidak banyak. Salah satunya sekarang hidup dan tinggal di sebelah pulau yang berada di utara pulau Jawa yang dikenal sebagai Madura. Pusaka sakti itu, hanya dibuat oleh orang sakti, yang sejak kecilnya telah menunjukkan keajaiban dan harus tahan api biasa, karena untuk melebur bahan yang tidak biasa tersebut dibutuhkan api yang tidak biasa yaitu api di atas api. Orang sakti ini oleh masyarakat dikenal sebagai empunya-empu.

Di ujung mimpi, sosok pertapa itu mengingatkan sang raja untuk menggunakan cara-cara yang baik ketika bertemu dengan batu mustika. Sang pertapa juga mengatakan, bahwa pusaka yang

23