Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/44

Halaman ini telah diuji baca

waktu yang cukup lama untuk mandi. Lama menunggu akhirnya Buto Ijo pun tertidur.

Ketika tertidur, Buto Ijo mendengkur dengan keras. Dengkuran itu terdengar dari sumur tempat para bidadari mandi. Beberapa bidadari yang penasaran lantas mencari tahu dari mana dengkuran itu berasal. Ketika tahu bahwa yang mendengkur adalah Buto Ijo, beberapa dari mereka menjadi marah dan memilih untuk segera mengakhiri mandinya serta terbang ke Kayangan. Beberapa yang lain, yang mandinya masih belum rampung. lantas menabur biji pohon Pelle dan Palembhang di sekitar sumur. Dengan kesaktian mereka, pohon-pohon itu tumbuh dalam sekejap. Adanya pohon itu setidaknya menjadi peredam suara dengkuran Buto ljo sekaligus sebagai tanda bahaya jika Buto Ijo memaksakan diri memasuki sumur. Untung saja, hingga selesai mereka mandi, Buto Ijo belum terbangun dari tidurnya.

Ketika bangun, Buto Ijo menjumpai bahwa ia telah tidur selama satu hari. Ia juga menjumpai bahwa dalam waktu sehari, sekeliling sumur telah ditumbuhi oleh pohon Pelle dan Palembhang yang besar. Dengan sedikit kesal, ia cabuti pohon-pohon itu dan bergegas mengambil air di sumur. Ajaibnya, pohon-pohon yang dicabuti itu dengan cepat tumbuh kembali. Beberapa lamanya ia disibukkan dengan mencabuti pohon sebelum akhimya berhasil mendapat minum dan tersadar bahwa itu adalah hari kelima perjalanannya.

Iapun kembali membawa batu bertuah dan bergegas melangkah. Beberapa menit dari tempat itu. ia dikejutkan oleh sesosok macan siluman yang mengaum di depannya. Temyata Buto Ijo sedang berada di tempat yang disebut "Dung Macan." Sebuah tempat keramat yang mana menurut kepercayaan masyarakat sekitar, dihuni oleh sesosok penunggu berupa macan siluman. Macan tersebut tersebut sering muncul apabila ada orang yang mempunyai niat jahat atau ingin merusak lingkungan tersebut. Rupanya, pohon-pohon yang dicabuti Buto Ijo beberapa di antaranya berserakan di sekitar Dung Macan. Hal ini tentu saja membuat sang macan marah dan bemiat menerkam dirinya. Perkelahian pun terjadi secara hebat dan menghabiskan waktu sehari semalam. Dua-duanya sama kuat dan sepertinya tidak ada tanda-tanda keduanya bakal menyerah sebelum sang Buto Ijo

28