Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/48

Halaman ini telah diuji baca

PEMUDA JOKOTOLE DAN ASAL USUL DESA SOCAH,

BANYUACELLEP, TELLANG, DAN JAMBUH

Pada zaman dahulu, sekitar abad ke-13, di Pulau Madura, tepatnya di Sumenep, hiduplah seorang raja yang menguasai Sumenep yang bernama Prabu Saccadiningrat. Raja ini memiliki permaisuri yang bernama Dewi Sarini dan dikaruniai seorang putri bernama Dewi Saini. Dewi Saini dikenal luas di kerajaan karena memiliki kecantikan yang luar biasa dan berkulit halus berwarna kuning. Atas kecantikannya inilah, masyarakat menjulukinya sebagai Raden Ayu Potre Koneng (putri cantik berkulit kuning).

Sejak kecil, Potre Koneng memiliki hati dan akhlak yang baik. Ia rajin beribadah pada Yang Mahakuasa tanpa ketinggalan sekali pun. Setelah dewasa, sang permaisuri meminta putrinya yang cantik untuk menikah. Ia memperbolehkan putrinya untuk menikah dengan siapa saja yang ia sukai asalkan calon dari putrinya itu memiliki sifat dan karakter yang baik, minimal setara tingkatannya dengan sang putri. Namun sayangnya, permintaan sang permaisuri ditolak oleh sang putri. Ia menolak karena ia ingin berbakti pada Tuhan terlebih dahulu. Jika ia merasa Tuhan mengizinkannya menikah, maka Potre Koneng akan dengan senang hati menerima permintaan tersebut.

Untuk mewujudkan keinginannya mengabdi pada Tuhan, Potre Koneng berpamitan pada kedua orang tuanya untuk bertapa di sebuah gua di Gunung Pajuddan. Ia menyampaikan bahwa bertapa adalah panggilan hatinya dan harus segera dilaksanakan. Antara senang

32