Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/58

Halaman ini telah diuji baca

berusaha menghindar dari masalah. Setelah berpamitan dengan Kiai Pademawu mereka berangkat ke Majapahit

Siang malam mereka berjalan ke barat Bukit, hutan, tegalan telah mereka lalui. Beberapa kali mereka melewati pasar. Tiap melewati pasar, banyak pengunjung maupun pedagang di pasar yang terkesima melihat ketampanan keduanya. Banyak juga orang yang memberi makanan, minuman, maupun uang karena takjub akan keberanian mereka berjalan berdua menuju ke Majapahit tanpa ditemani orang dewasa. Banyak pula yang ingin mereka menetap di tempat itu karena ingin menjadikan mereka berdua menantu, tapi mereka menolak tawaran tersebut dengan halus. Mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai di sebuah pantai berpasir putih. Berhentilah mereka di situ untuk beristirahat.

Setelah melepas penat, mereka melanjutkan perjalanan. Mereka lantas bertemu dengan juragan perahu yang akan melaksanakan perjalanan menyeberangi Selat Madura menuju Gersik. Dengan terbuka, mereka mengungkapkan keinginannya untuk menumpang menyeberangi lautan menuju Gersik. Awalnya juragan perahu dan awak kapalnya menolak karena mereka takut jika membawa Jokotole dan Jokowedi mereka akan dianggap sebagai lanun yang sedang menculik anak raja. Jelas terlihat di antara kumpulan nelayan yang akan melaut di dermaga itu, Jokotole dan Jokowedi sangat menonjol. Tanda-tanda kebangsawanan mereka terlalu nampak.

Juragan itu menolak untuk mengantarkan Jokotole dan Jokowedi. Mereka berlayar dengan segera mengarungi lautan. Tapi keanehan terjadi. Perahu yang dinahkodai sang juragan itu tidak mau berlayar. Perahu itu hanya dapat terombang ambing di lautan tetapi tidak dapat maju. Tidak hanya terombang ambing, perahu itu bahkan kembali lagi ke pinggir. Segala cara dilakukan tapi tidak berhasil. Selalu saja perahu itu bergerak menuju tempat Jokotole dan Jokowedi ditinggalkan.

Si juragan bertanya-tanya mungkinkah kedua pemuda yang ditolaknya tadi adalah pemuda yang berilmu tinggi? Mungkinkah mereka mengalami kejadian itu karena menolak pinta sang pemuda? Untuk menjawab keheranannya, juragan tersebut akhirnya mempersilahkan kedua pemuda tadi naik ke perahunya. Setelah kedua

42