Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/65

Halaman ini telah diuji baca

dengan segera menyiapkan alat penampung sesuai yang diperintahkan.

Benar saja, dari sosok yang legam itu, tepatnya di bagian pusar, keluarlah cairan putih keperakan yang tidak henti-hentinya mengalir. Para pekerja dengan cepat menampung cairan yang menetes itu di wadah yang disediakan. Cairan itu lantas dicampurkan dengan air jambangan agar tidak terlalu kental dan cepat mengering. Para empu dibantu lima puluh prajurit kerajaan juga mulai beraksi. Mereka dengan sigap membawa dua lempeng besi dan mulai bergerak menyatukan dua lempeng tadi dengan cairan yang ditampung di bejana. Secara ajaib, lempeng yang semula begitu susah direkatkan kini merekat dengan sempurna. Setelah disiram dengan air, maka nampaklah gerbang itu telah jadi dengan sempurna, bahkan terlihat begitu indah. Adapun Jokotole, setelah cairan yang menetes dari pusarnya itu habis, kulit tubuhnya kembali menguning seperti sediakala, seakan-akan tidak pernah mengalami kejadian dibakar sebelumnya.

Rakyat yang melihat kejadian ajaib itu lantas bersorak sorai. Raja pun tersenyum sumringah. Dengan segera ia memerintahkan dua ratus tentara dibantu rakyatnya untuk membantu para empu membawa gerbang besi dan menempatkannya di tempat yang seharusnya. Tapi gerbang itu terlalu besar dan berat untuk diangkat. Masalah barupun timbul.

Mengetahui bahwa gerbang ternyata susah untuk diangkat membuat Jokotole menjadi bingung. Untungnya ia masih ingat dengan petunjuk dari pamannya Adirasa untuk memanggil pamannya itu jika ia membutuhkan pertolongan. Jokotole pun berdoa kepada Yang Mahakuasa agar diperkenankan dapat menghubungi pamannya yang sedang bertapa. Yang Mahakuasa mengizinkan, dan akhirnya Adirasa datang kesana dengan membawa seribu bala tentara jin untuk mengangkat pintu gerbang itu. Rakyat yang melihat pun menjadi heran. Pintu gerbang yang tidak bisa diangkat dua ratus orang ternyata bisa diangkat oleh Jokotole sendirian. Dimata mereka, yang terlihat hanyalah Jokotole yang mengangkat pintu gerbang sendirian.

49