karena apa yang telah mereka sumbangkan kepada penulis, tetapi juga karena siapa sebenarnya mereka; orang-orang profesional dan juga teman dari penulis, terutama Diah Retna Y, dan Salim Anshori, dan beberapa nama lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu karena telah membantu menjawab pertanyaan, menyediakan opini terkait kisah-kisah Madura serta dukungan moral yang tak ternilai.
Buku ini berisi kumpulan legenda yang kebenarannya masih tetap diyakini meskipun mengalami distorsi fakta di sana dan di sini. Untuk mempertahankan agar legenda tetap menjadi legenda, sengaja penulis menuliskan buku yang berjudul Mortéka dan Madhura: Antologi Cerita Rakyat Madura Edisi Kabupaten Bangkalan ini dalam bentuk narasi blok, yang di dalamnya tidak disertakan monolog
tokoh maupun dialog antartokoh. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan cerita yang ada di dalam buku ini menjadi fiksi.
vii