Halaman:Narsisisme dan Romantisisme Dalam Novel Negara Kelima Karya Es Ito.pdf/24

Halaman ini tervalidasi

Hal itu sesuai dengan ciri khas sastra, bahkan manusia itu sendiri, yaitu dominasi unsur perasaan. Romantisisme lahir untuk mempertanyakan sekaligus menggoncangkan kepastian rasionalisme dalam filsafat, pada saat seni disamakan dengan mesin. Romantisisme mengajak manusia berpikir dari semata-mata rasional kenonrasional. Berbeda dari periode klasik, bahwa semua formalitas itu merupakan sebuah belenggu, bagi romantisisme, semua bentuk, aturan, konvensi, dan sikap dianggap sebagai kontruksi artifisial. Romantisisme memanfaatkan spontanitas, nafsu, perasaan, dan imajinasi yang dilawankan dengan akal. Romantisisme lahir melalui alam tanpa idealisme dan generalisasi. Inilah yang menuntun seniman secara bebas dan mendalam masuk ke dalam dunia ekspresi.

Menurut Budianta (2005:8), ciri-ciri romantisisme menunjukkan beberapa hal. Pertama, bahwa romantisisme sebagai suatu paradigma yang muncul dari kondisi sosial politik tertentu, yakni awal transformasi terhadap sistem monarki menuju tatanan modern yang bertumpu pada individualitas dan kesetaraan. Kedua, bahwa romantisisme sebagai aliran sastra dengan orientasi estetik tertentu tidak terlepas dari asumsi ideologis tentang posisi individu, nasionalisme, dan pandangan tentang yang lain.

Ketiga, romantisisme mewujudkan diri secara berbeda- beda di tempat yang berbeda, sesuai dengan konteks sosial, budaya, dan politik yang berbeda pula. Keempat, walaupun mengisi ruang waktu dan tempat yang sedemikian luas, dengan berbagai bentuk ekspresi yang sangat bervariasi,

dan dengan batas-batas yang tidak serta merta lugas dan

12