Halaman:Narsisisme dan Romantisisme Dalam Novel Negara Kelima Karya Es Ito.pdf/39

Halaman ini tervalidasi

Dharmasraya juga dijadikan salah satu latar cerita. Pemilihan latar tersebut merupakan bentuk romantisisme, yaitu kecintaan dan kegaguman pengarang terhadap daerah tersebut. Selain itu, kecintaan pengarang terhadap kejayaan masa lalu dan ingatan pengarang terhadap peran orang Minang dalam sejarah Indonesia mendorongnya untuk mengangkat daerah itu sebagai salah satu latar cerita.

Pengarang mengistilahkan daerah Bidar Alam sebagai negeri yang dikalahkan oleh manipulasi sejarah. Hal itu merupakan bentuk ketidakpuasan terhadap kenyataan yang ada sekarang. Padahal, dulunya Bidar Alam adalah negeri yang menjadi penentu sejarah bangsa. Bidar Alam adalah tempat Syafruddin Prawiranegara pernah bermukin dan menjalankan roda pemerintahan darurat Indonesia.

Negara Kelima adalah kebangkitan masa silam. Ketika matahari hadir tanpa bayangan, keputusan diambil pada puncak yang terlupakan. Para penjemput menuai janji kejayaan masa silam. Itu adalah saat penentuan ketika para penjemput tidak lagi ingat akan masa lalu berbilang tahun tetapi mendamba masa lalu berbilang tahun (Ito, 2005:81)

Kutipan tersebut juga memperlihatkan romantisme terhadap kejayaan masa lalu. Rasa kecewa terhadap kondisi negara mendorong kita untuk kembali melirik masa lalu yang jauh berbeda dari kondisi hari ini.

Gaya romantik juga dihadirkan pengarang dengan mengangkat kisah orang Minang dalam ceritanya. Gaya

27