Halaman:Narsisisme dan Romantisisme Dalam Novel Negara Kelima Karya Es Ito.pdf/45

Halaman ini tervalidasi

lebih besar dari itu. Sebab nusantara memiliki sejarah yang besar. Bukan sekadar ampasnya Hindia Belanda. Ia ingin semua orang memahaminya. Ia yakin ketidaktahuan itulah yang menyebabkan bangsa ini tidak pernah maju, terbelakang, rendah diri, korup, saling menindas, mengagung-agungkan Barat...” (Ito, 2005: 156).

Kekecewaan terhadap kenyataan yang terpampang hari ini membuat orang ingin mengintip sejenak kejayaan di masa lalu. Kondisi hari ini telah membuat kita melupakan sejarah dan dasar pembentukan negara ini. Pondasi yang dulunya kuat, berangsur-angsur mulai rapuh dilanda ketidakmampuan manusia Indonesia untuk memaknai dan menghayati setiap keping sejarah bangsanya.

“Aku ingin bercerita tentang dunia lama. Dunia yang telah dilupa dan mungkin sengaja dilupa untuk menegakkan dominasi Barat atas Timur” (Ito, 2005: 159)

Kecenderungan untuk melihat ke masa lampau, apalagi membangkitkan sebuah mitos yang telah mendunia dan mengklaimnya sebagai milik kita, dapat dipandang sebagai bentuk pelarian karena ketidakberdayaan menghadapi kondisi hari ini. Tekanan dan ketidakadilan yang dirasakan bisa jadi mendorong orang, dalam hal ini

33