Halaman:Narsisisme dan Romantisisme Dalam Novel Negara Kelima Karya Es Ito.pdf/50

Halaman ini telah diuji baca

tidak lagi didasari atas kebaikan dan keterikatan satu dengan yang lainnya. Persahabatan yang terjalin terkadang hanya dijadikan sebagai alat untuk kepentingan diri sendiri. Perbedaan inilah yang diangkat oleh pengarang di dalam ceritanya. Kekecewaannya terhadap kondisi tersebut telah membangkitkan romantismenya terhadap kejayaan masa lalu.

Kekaguman dan kebanggaan pengarang terhadap tokoh yang menurutnya telah memberikan jasa yang sangat besar tehadap bangsa ini dituangkannya dalam cerita. Ia dengan sengaja menonjolkan kekagumannya terhadap Bung Hatta di dalam karyanya. Puji-pujian terhadap semangat dan jasa Bung Hatta diekspresikannya melalui Cita-cita keompok KePaRad yang ingin mendirikan negara kelima. Menurut mereka, negara dengan cita-cita seperti yang dideklarasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta telah mati. Mundurnya Bung Hatta dari pemerintahan menandai kematian negara seperti yang dicita-citakan oleh Bung Hatta, yaitu negara yang merupakan integrasi ide dan gagasan. Negara yang ada saat ini hanyalah kumpulan dari orang sakarat yang tidak mempunyai cita-cita mulia seperti apa yang didengung-dengungkan oleh Bung Hatta.

“Kau harus ingat, Para Pembuka selalu menanamkan kepada kita Para Pengawal tentang satu hal, Indonesia sejati telah mati sebelas tahun setelah proklamasi. Yang ada setelah itu hanyalah Indonesia yang dipaksakan. Bangsa dan tanah air tidak lagi satu. Tentara memegang kendali sebab pemahaman negara sebagai sebuah integrasi

38