Halaman:Narsisisme dan Romantisisme Dalam Novel Negara Kelima Karya Es Ito.pdf/52

Halaman ini telah diuji baca

Selain wacana romantisisme yang diusung oleh pengarang, ia juga tidak dapat melepaskan diri dari kenarsisannya. Romantismenya terhadap masa lalu dibarengi juga dengan unsur narsis yang bisa saja melekat pada diri pengarang ketika ia menonjolkan seseorang atau suatu peristiwa di dalam ceritanya. Wacana narsisisme itu dapat dilihat di dalam diri kelompok KePaRad. Mereka menganggap diri merekalah yang sanggup menyelamatkan bangsa. Hanya mereka yang mengerti sejarah nusantara dan apa yang terbaik untuk nusantara ini.

"Sekarang ini kita hidup dalam keterasingan. Orang-orang tua yang rapuh dan menyerah kemudian mati. Anak-anak muda gamang tidak punya identitas seperti janin yang kehilangan plasenta dalam kandungan. Hanya kita, Para Penjemput, yang mengerti sejarah Nusantara. Hanya kita, sebagaimana kata-kata Para Pembuka, yang akan mampu mengakhiri derita Republik cacat dan rapuh ini." (Ito, 2005: 197)

Unsur-unsur romantisisme, seperti kesadaran bahwa seseorang atau sekelompok orang sedang menjalankan suatu peran sejarah dan luapan perasaan yang bergelora serta kesiapan berkorban yang tidak mengenal batas adalah jawaban dari lahirnya kelompok KePaRad dalam novel ini. Kelompok tersebut bercita-cita membentuk Negara Kelima dan sekaligus ingin mengembalikan kejayaan peradaban Atlantis yang telah tenggelam ribuan tahun yang lalu.

40