Halaman:Narsisisme dan Romantisisme Dalam Novel Negara Kelima Karya Es Ito.pdf/55

Halaman ini telah diuji baca

Minang diturunkan. Sri Maharajo Dirajo menjadi raja pertama,” ujar Profesor Duani Abdullah. (Ito, 2005: 239 — 240)

Kisah di dalam tambo, menurut penulis, memiliki kesamaan dengan apa yang ditulis Plato di dalam kitab Timaues and Critias. Aturan mengenai kehidupan bermasyarakat yang tertuang dalam tambo adalah bentuk masyarakat ideal idaman Plato. Pada bagian inilah terlihat keinginan pengarang untuk kembali menonjolkan orang Minang. Rasa kesukuannya yang sangat tinggi mendorong Pengarang untuk mengangkat setiap bagian yang Melibatkan orang Minang.

Kenarsisan yang muncul dalam diri pengarang memberi andil yang besar dalam konteks ini. Ia sangat bangga dengan dirinya yang orang Minang. Ia bercermin dan melihat bayangan dirinya sebagai bagian dari orang Minang yang hebat, yang dicitrakan oleh orang lain terhadap dirinya. Di sinilah wacana narsisisme itu terlihat. Orang narsis tidak melihat bayangan dirinya di dalam Cermin, tetapi melihat citra diri yang dipantulkan orang lain melalui cermin tersebut sehingga ia merasa dirinya dan Masyarakat yang menjadi bagian dari dirinyalah yang paling hebat dan menonjol di antara begitu banyak individu dan kelompok masyarakat lainnya.

Pengarang mencoba berpaling ke masa lampau melalui Novel sejarahnya. Uraian mengenai isi Tambo Minangkabau, yang menurut pengarang, mempunyai kesamaan dengan cara hidup zaman peradaban Atlantis Menyiratkan gaya romantik lain yang diangkat oleh

43